Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keplintir, Serahkan Pada Pak Apiaw

24 Juli 2009   17:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:54 3301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

senyum dan wajahnya ramah. dia juga tidak enggan membagikan kemampuannya untuk dinikmati dan kemudian disyukuri siapa saja. jari-jari tangannya yang terlatih dan tetap saja kokoh kerap dipakai secara suka rela untuk memijit siapa saja yang membutuhkan dan dikenalnya. terima kasih pak apiaw. begitu ujar saya setelah dipijat dan ditekan beberapa bagian tubuh saya karena masuk angin suatu ketika di istana. ya namanya pak apiaw dan dikenal sebagai pak apiaw, meskipun dalam kartu tanda penduduknya namanya adalah sulaiman. terakhir saya bertemu dengan pak apiaw yang selalu mencukur halus rambut kepalanya adalah saat acara rapat koordinasi anggota solidaritas isteri kabinet indonesia bersatu yang dipimpin bu ani di cikeas, kamis lalu. kamis itu, pak apiaw datang ke cikeas saat matahari mulai condong ke barat. wajahnya ramah seperti biasa dan lebih segar tampaknya. mungkin baru saja mandi, dugaan saya. pak apiaw yang tinggal di cibubur datang sendiri tanpa membawa apa-apa seperti biasanya. saat berjabat tangan dengannya, pak apiaw tersenyum. tidak seperti biasanya, pak apiaw tidak berkomentar apa-apa usai berjabat tangan. biasanya, pak apiaw berkomentar tentang kondisi kesehatan fisik saya. sehat, sakit, masuk angin, stress, atau apalah kerap keluar dari mulutnya. saya yang diduga kerap tertawa karena kerap tepat juga dugaannya hanya dari menjabat tangan saja. hehehehe. you boleh. batin saya bersuara. karena usai jabat tangan pak apiaw diam saja, saya berinisiatif bertanya. ada apa kok sore-sore datang ke cikeas? apakah ada permintaan khusus dari pak beye? pak apiaw hanya tersenyum dan kemudian menjawab ke cikeas hanya berjaga-jaga kalau-kalau sewaktu-waktu diminta memijat pak beye. pak apiaw lantas lebih merapat lagi ke dekat pendapa. bagi pak beye, menurut saya, pak apiaw adalah penyelamat. setidaknya pijatan-pijatan maut pak apiaw membebaskan pak beye dari ketegangan dan pelintiran urat yang kerap dirasa. urat wajah pak beye yang kencang karena lelah dan kurang tidur kerap juga dikendorkan pak apiaw kalau memang diperlukan sebelum tampil di suatu acara. terlebih untuk acara yang penuh dengan sorot mata atau kamera. siaganya pak apiaw di cikeas akhir-akhir ini sebenarnya hal biasa seperti dilakukannya sejak 2004. namun, pak apiaw kali ini siaga karena memang pak beye lebih kerap berada di cikeas dibandingkan di istana kepresidenan jakarta. kesiagaan itu juga meningkat terlebih karena kelelahan tampaknya tengah mendera pak beye karena banyaknya perkara. saya tidak usah menyebutnya, anda masing-masing pasti bisa merincinya. mungkin karena kelelahan dan banyaknya perkara itu, seperti disarankan dokter kepresidenan, pak beye diminta beristirahat. dan seperti kebanyakan dari kita, istirahat yang paling nyaman tentu saja di rumah tinggal. nah, pak beye tentu kembali ke cikeas yang dibangun dan ditinggali bersama bu ani, mas agus, dan mas ibas sejak 1996. saat pak beye beristirahat di cikeas sambil mengudar kekusutan banyak perkara, pak apiaw siaga. keahliannya pasti sewaktu-waktu bisa jadi dibutuhkan untuk melemaskan dan meluruskan urat-urat pak beye yang bisa saja terpelintir. untuk keahlian itu, pak apiaw di istana dikategorikan sebagai staf urusan dalam istana. selamat bertugas pak apiaw. kalau sudah selesai menjalankan tugas, saya tidak menolak jika dipijat juga. semoga sabtu siang ini saat syukuran akan kemenangan pilpres 2009 dilakukan, saya bisa menjumpai pak apiaw di cikeas sana. saat pak beye gembira, pasti pak apiaw berkurang beban tugasnya. [caption id="attachment_3006" align="alignnone" width="500" caption="pak apiaw yang ramah dan murah senyum serta tidak enggan membagikan keahliannya memijat (wisnunugroho.kompasiana.com)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun