Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sembilan Curang Versi Pak Beye

22 Juli 2009   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:55 4638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sambil mencatat, saya iseng menghitung. setelah hitungan saya dapat, saya tersenyum. entah kebetulan atau tidak, sembilan kembali jadi pegangan.

di depan pak beye dan pak boed, pak hadi mengungkapkan dugaan kecurangan yang dilakukan tim kampanye lawan. anda tahu pak hadi kan? ya, pak hadi adalah ketua umum dpp demokrat yang juga pakdenya mas ibas.

oleh pak hadi, dugaan kecurangan itu dirinci secara alfabetis. karenanya, saya sambil iseng kemudian menghitung setelah pak hadi berhenti di abjad "i".sembilan.

sembilan dugaan kecurangan itu adalah penculikan pimpinan anak cabang demokrat sabah oleh bupati batang; penganiayaan kepala desa sukajadi, waykanan; pencontrengan dua kali di lampung barat; politik uang di sragen; penyalahgunaan wewenang bupati jambi; penggelembungan suara di maluku utara; kampanye hitam secara sistematis dan masif lewat esemes; kampanye di minggu tenang di indramayu; pembagian brosur kampanye saat minggu tenang di cirebon.

meskipun hanya merinci sembilan dugaan kecurangan, pak hadi menyebut masih banyak lagi yang jumlahnya katanya seribuan.

soal depete, di awal laporan kepada bapaknya mas ibas, pak hadi minta agar tidak lagi dipermasalahkan. menurutnya, depete untuk pilpres sudah dimutakhirkan oleh kpu dan sudah ada putusan emka nomor 102/puu/7/2009 tertanggal 6 juli yang memperolehkan penggunaan katepe dan passpor untuk mencontreng.

terhadap laporan ini, pak beye minta agar upaya penyelesaiannya tidak terlalu gaduh. pak beye juga membantah tudingan kecurangan yang dialamatkan kepadanya.

mendengar tuduhan curang itu, pak beye kadang-kadang merasa sakit juga. menurutnya, niat untuk curang sedikitpun tidak ada. "kalau curang, caranya bagaimana? jalannya seperti apa?" ujar pak beye minta bimbingan.

sambil mereka-reka rasa sakitnya pak beye, bayangan saya menerawang ke angka sembilan di pendapa cikeas yang menjadi markas perjuangan.

di pendapa itu, digantung lampu berjumlah sembilan di atas podium yang biasa digunakan pak beye. sebagai latar belakangnya, ada lukisan rusa tutul yang iseng-iseng saya hitung jumlahnya juga sembilan.

pak beye lahir tanggal sembilan. bulan sembilan. demokrat didirikan tanggal sembilan. bulan sembilan.

saat pemilu 2009, ada satu operasi yang digerakkan oleh tim sembilan.

semula direncanakan, pilpres putaran kedua dilaksanakan tanggal sembilan. rencana ini diajukan tanggal delapan. namun, sembilan hari setelah tanggal delapan ada sembilan korban jiwa yang menjadi korban dua ledakan bom.

maaf, saya jadi ngelantur gak karuan gara-gara angka sembilan.

sambil meninggalkan kemayoran, saya dapati pak beye berjalan beriringan dan kemudian menumpang satu lift bersama pak hatta rajasa, pak djoko suyanto, mas ibas, dan tentu saja yang tidak pernah ketinggalan, bu hartati murdaya poo.

kalau muat, mungkin lift akan diisi sembilan orang. hehehehe, maaf ngelantur lagi.

sembilan oh sembilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun