setelah ucapan selamat ulang tahun dan doa dipanjatkan pak beye, bu ani naik ke pendapa cikeas. anda masih ingat kan pendapa dengan sembilan lampu gantung dan lukisan sembilan rusa tutul di cikeas?
di pendapa yang dibangun menjelang putaran kedua pilpres 2004 itu, bu ani naik didampingi bu ageng, bu habibah, mbak annisa yang menggendong putrinya aira, dan mas ibas.
untuk anda yang belum tahu, bu ageng adalah ibu mertua pak beye yang adalah isteri pak sarwo edhie wibowo. bu habibah adalah ibu kandung pak beye. mbak annisa adalah isteri putra sulung pak beye. aira adalah cucu pertama pak beye. dan mas ibas adalah putra bungsu pak beye.
setelah semua naik ke pendapa, tumpeng nasi kuning lengkap dengan urapan dan lauk-pauknya lantas dipotong bu ani.
potongan pertama diberikan kepada bu ageng. potongan kedua diberikan kepada bu habibah. potongan ketiga diberikan kepada pak beye. potongan keempat diberikan kepada mbak annisa. potongan kelima diberikan kepada mas ibas.
tidak terlihat putra sulung pak beye mas agus. tugas ketentaraan mungkin tidak memungkinkannya hadir di cikeas malam tadi.
tepuk tangan sekitar 300 orang terdekat keluarga cikeas ini mengakhiri acara potong dan bagi-bagi tumpeng nasi kuning.
kebahagiaan yang saya yakin dirindukan setiap dari kita yang hidup dan membangun keluarga tergambar di pendapa itu.
usai memberikan tumpeng kepada pak beye, bu ani mencium tangan dan kedua pipi kekasih hati yang ditemukanya di lembah tidar. sambil memegang nasi kuning, pak beye mencium kening bu ani.
meskipun terlihat selalu bahagia, pak beye bercerita, keluarga yang dibangun bersama bu ani sejak 30 juli 1976 tidak tanpa tantangan dan cobaan. hidup bersama bu ani dan dua putra, dialami pak beye ada suka dan duka, ada pasang dan surut penuh dinamika.
"dari luar sepertinya indah-indah dan serba oke. kami yang merasakan tidak selalu seperti itu," ujar pak beye.