Mohon tunggu...
Wisnu Nugroho
Wisnu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis -

mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yang Tetap (Gaji)

26 Januari 2009   02:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:21 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

awal tahun adalah awal disemaikannya harapan. seperti berjudi memang menunggu harapan. kakek dan nenek saya yang hidup dari bertani di desa kerap mengemukakan, menunggu harapan seperti bercocok tanam.

semua potensi agar harapan itu terpenuhi disiapkan sejak benih-benih terbaik disemaikan. apakah kemudian hasil tanam sesuai harapan, banyak faktor yang tidak bisa dikendalikan kakek dan nenek saya.

dadu sudah dilempar. begitu kerap kakek saya kerap menganalogikan. karena itu saya menjadi paham kenapa kakek dan nenek saya, juga para petani di desa-desa begitu beriman. ya beriman. bukan hanya beragama.

dari tahun ke tahun, hidup para petani di desa-desa adalah hidup dalam keberimanan karena harapan yang selalu mereka pegang di awal hingga akhir musim tanam. begitu berulang-ulang terpatri dalam penghayatan keseharian.

ada yang berubah, ada yang tinggal tetap. tak perlu dipertentangkan karena teralami terus dalam keseharian dan tidak mungkin disangkal.

terkait dengan yang berubah dan yang tinggal tetep, terjadi juga dalam lima tahun masa pemerintahan pak beye. banyak yang berubah, banyak juga yang tinggal tetap. dari banyak yang tinggal tetap, gaji pak beye dan pak kalla adalah salah satunya.

lima tahun menjadi presiden dan wapres pilihan langsung rakyat, gaji mereka berdua tinggal tetap saja. pak beye bergaji bulanan rp 62,5 juta sementara pak kalla rp 42,5 juta. gaji presiden dan wapres ini ditetapkan sejak pemerintahan pak dur.

selama hampir sepuluh tahun, gaji presiden dan wapres tinggal tetap. utak-atik untuk menaikkannya kerap dilakukan, tetapi mentok karena alasan anggaran. keinginan menaikkan gaji itu ada, tetapi maaf terbatasi.

soal tinggal tetapnya gaji presiden dan wapres, pak beye pernah berujar, "mungkin tidak seimbang dengan tugas yang diemban. tetapi apa boleh buat. negara belum punya kemampuan memberi gaji yang lebih layak."

yang saya bicarakan adalah gaji, bukan tunjangan atau dana taktis yang memang tiap tahun diberikan dalam jumlah lebih besar untuk menopang dan membiayai aktivitas kepresidenan.

setahu saya, presiden dan wapres tidak hidup dari gaji mereka saja. gaji boleh tinggal tetap, tetapi pengeluaran karena ditopang tunjangan dan dana taktis pasti berubah-ubah menyesuaikan banyak dan terus berubahnya kebutuhan.

yang tetap dan yang berubah berjalan beriring-iringan.

pada awal tahun ini, berapa kenaikan gaji anda karena inflasi?

kalau saya, masih harus berjudi sampai akhir februari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun