SPG (Sales Promotion Girl) merupakan ujung tombak pemasaranproduk dan jasa. Keberadaannya saat ini sudah merupakan standar umum untuk meningkatkanpenjualan. Di mall, Apotek, Pasar Tradisional, bahkan terkadang di tepi jalan sering kita lihat mereka mempromosikanbarang atau jasa kepada para konsumen. Keberadaan mereka selalu menarik perhatian, terutama kaum laki-laki. Penampilan mereka selalu membuat terpana. Tinggi, mulus, sexy dan tentu saja cantik merupakan syarat utama.
Seberapa besar peranan mereka dalam mendongkrak penjualan? Mungkin banyak factor yang mempengaruhinya. Namun bila kita lihat fenomena yang ada saatini, tampaknya keberadaan mereka cukup significan dalam meningkatkan penjualan.Ini bisa kita lihat pada pemakaian jasa SPG yang semakin masif di segala bidang usaha.
Setiap ada even pameran , launching produk, bazar maupun acara-acara sejenisnya, selalu kita temui SPG(Sales Promotion Girl), fungsiutamanya adalah sebagaitenaga pemasaran pada even tersebut. Wajah dan body yang menarik diharapkan dapat membuat pengunjung mampir ke stan mereka. Disini keahlian seorang SPG untuk membujuk pengunjung membeli produk mereka di uji. Ketika pengunjung sudah datang, melihat produk, mendengar penjelasan, diharapkan mereka akan tertarik untuk membeli. Keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa mungkin saja baru terjadi ketika ada kontak antara SPG dan pengunjung. Untuk barang-barang elektronik seperti Handphone atau computer, keputusan untuk membeli kadang muncul saat itu juga. Iming-iming diskon dan rayuan maut SPG yang cantik kadang membuat kita masuk perangkap. Setelah sampai dirumah baru sadarkalau barang yang kita beli ternyata tidak terlalu kita butuhkan.
Fenomena penggunaan SPG ini ternyata juga merambah sampai ke penjualan hewan kurban. Viva news.com (28/10/2011) melaporkan, seorang penjual sapi kurban, menggunakan jasa SPG untuk memasarkan hewan kurbannya. Dari sisi ekonomi hal ini tentu sah sah saja. Di Negara-negara penghasil daging seperti Australia dan Amerika hal ini lumrah di lakukan. Penjualan hewan ternak selalu di bantu oleh SPG-SPG cantik nan seksi.
Namun pasar hewan kurban tentu saja berbeda dengan pasar ternak umumnya. Niat membeli hewan ternak memang sudah ada. Keputusan membeliternak pun pasti sudah direncanakan sebelumnya. Konsumen membeli ternak bukan karena bujukanSPG nya.
Apakah kehadiran para SPG ini dapat meningkatkan penjualan hewan kurban? Menurut saya kehadiran mereka lebih sebagai “pemanis “ saja. Kalaupun ada peningkatan penjualan hewan kurban tentu bukan karena kehadiran gadis-gadis cantik ini. Produk berupa sapi hiduptentu bisa langsung di lihat kondisinya. Tinggal diberi keterangan,jenis sapi, berat, harga dan umurnya. Penggunaan SPG untuk keperluan penjualan hewan kurban rasanya kurang pasjika dihubungkan dengan kurban sebagai bagian dari ritual ibadah yang sakral.
Kita hanya bisa berbaik sangka, orang yang membeli sapi di sana bukan karena ingin pamer atau tertarik ke SPG nya. Niat untuk berkurban memang sudah ada dengan niat ibadah dan berbagi kepada sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H