Mohon tunggu...
Wisnu Mustafa
Wisnu Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

pencari cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mau Panjang Umur, Lepas Alas Kaki Anda

11 Juli 2011   03:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 4313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_121989" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Sebagus apa pun pabrik menciptakan alas kaki, mereka tidak akan pernah bisa membuat alas kaki yang cocok dengan karakteristik kaki manusia. Para ahli bahkan menyebutkan sepatu yang diciptakan di zaman modern ini bukan hanya mengubah bentuk kaki tetapi juga membuat kaki lebih mudah cidera (Tribun news.com, selasa 5 Juli 2011).

Sejak anak-anak, manusia modern sudah tidak lagi bersentuhan langsung dengan tanah yang di pijaknya. Alas kaki menjadi pemisah antara kaki dan bumi. Tak heran jika kulit kaki semakin terasa ringkih dan sangat sakit bila berjalan tanpa sepatu atau sandal. Seorang kerabat melakoni hidup tanpa alas kaki lebih dari separuh umurnya. Sejak berumur 30 tahun dia tidak lagi memakai alas kaki dalam kegiatan sehari-hari. Alas kaki dipakai hanya ketika pergi kondangan saja. Selebihnya dia tidak pernah memakai alas kaki. Kegiatan sehari-hari ataupun bepergian kedaerah-daerah yang dekat selalu bertelanjang kaki. Sepintas kegiatannya ini tampak aneh ditengah kehidupan modern. Keyakinan akan menfaat dari kegiatan yang dilakukannya telah terbukti. Kehidupan nya sangat sehat dan meninggal pada umur 93 tahun karena kanker prostat. Semasa hidup dia selalu bercerita bagaimana manfaat bertelanjang kaki bagi kesehatan tubuh. Dia meyakini, pada telapak kaki terdapat ujung-ujung syaraf dan titik-titik refleksi yang membuatnya serasa di refleksi setiap kali berjalan. Kondisi kesehatan nya sangat prima, ginjal, jantung, darah semua normal, hasil cek laboratorium membuktikan hal itu. Bahkan penyakit pikun yang biasa diderita oleh orang-orang tua pun tidak dialaminya. Usia tua malah membuatnya semakin produktif. Kegiatan sehari-harinya diisi dengan berkebun, membaca Kho Ping Ho dan meracik obat-obatan tradisional. Tips lain yang dia lakoni adalah, banyak mengkonsumsi sayuran dan jarang makan daging. Selain itu dia juga menghindari bumbu penyedap.

1310355501178839833
1310355501178839833
Hampir selama hidupnya dia tidakpernah mengalami sakit yang berarti. Baru pada usia 90 tahun, dokter memvonisnya menderita kanker prostat. Tindakan operasi tidak berani dokter lakukan karena factor usia yang sudah terlalu uzur. Meninggal pada usia 93 tahun, membawa banyak kenangan bagi banyak orang di sekelilingnya. Saat ini banyak diantara tetanggaku yang mulai menerapkan gerakan tanpa ala kaki, meskipun baru dilakukan seminggu sekali saja. Buat orang yang belum terbiasa, melepas alas kaki (nyeker) serasa sangat menyiksa. Kaki terasa terbakar, apalagi bila menginjak batu-batu kerikil. Belum lagi ancaman benda-banda tajam seperti paku dan beling. Untunglah sekarang banyak taman, terutama di perumahan yang diberi jalur khusus untuk refklesi kaki. Jalan setapak yang diberi batu-batu kerikil, dipercaya dapat menstimulasi ujung-ujung syaraf pada kaki sehinggaa peredaran darah menjadi lancar. Energi prana (chi) yang terdapat pada bumi juga dapat masuk kedalam tubuh, melalui kaki yang telanjang. Panjang umur, sehat, tidak pikun dan tidak menyusahkan anak, adalah dambaan banyak orang tua. Adakalanya manusia diberi panjang umur tapi dengan sederet panjang penyakit yang menyiksa hari-harinya. Penyakit yang menggerogoti tidak hanya menyusahkan penderita tapi juga orang-orang disekitarnya. Umur panjang sejatinya adalah rahasia dan anugerah dari Allah SWT, meskipun demikian sebagai manusia kita pun wajib selalu berusaha menjaga kondisi kesehatan kita. Kegiatan-kegiatan sederhana yang dekat dengan alam terbukti mampu menjaga kesehatan manusia. Tubuh menyerap energy posirif dari alam dengan berbagai macam cara. Kearifan lokal seringkali menjadi solusi dari persoalan kesehatan yang dihadapi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun