Catatan Penulis : Sebenarnya inti dari sepotong cerita diatas adalah adanya perspektif antara malang dan keberuntungan, semua tergantung dari sisi mana kita melihatnya, meskipun secara umum bila kita dapatkan sesuatu yang menggembirakan kita anggap sebagai keberuntungan, sebaliknya mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan kita anggap sebagai kemalangan. Pernahkan kita berpikir bahwa dibalik keberuntungan ada kesusahan, dan dibalik kesusahan ada kesenangan ? Semuanya selalu dalam siklus yang harmonis, berulang dan kontinyu, layaknya roda yang berputar. Sebenarnya ini pula yang dinamakan dengan ketidak kekalan, hukum alam yang seringkali kita lupa. Ketidak kekalan adalah sebuah bentuk putaran alam yang mutlak dan tidak bisa ditahan, misalnya kita tidak bisa melawan yang namanya waktu yang berjalan, semakin hari semakin tua, semakin berumur dll. Bisa jadi hari ini dia jadi kawan tetapi besok berubah menjadi lawan atau sebaliknya, manusia bisa berubah dan bahkan alam pun mengalami perubahan. Mengetahui bahwa semua tidak kekal memang tidak akan bisa mengganti perasaan sedih atau gembira, namun mengetahui adanya ketidakkekalan membuat kita mudah untuk menyadari dan menerima apapun yang terjadi dengan lapang dada.
Dan sah sah saja sebenarnya kalau saya mengucapkan selamat berduka cita bagi yang sedang mengalami kebahagiaan ataupun sebaliknya, sekedar untuk mengingatkan janganlah terlalu larut dalam kesedihan ataupun kebahagiaan karena setiap saat itu bisa berubah.:)
VMG Dharmacakra Wisnumurti *artikel ini bisa dibaca pula di www.jyotish-indonesia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H