Mohon tunggu...
Wisnu Mukti Wibowo
Wisnu Mukti Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun tugas

Mahasiswa aktif di sebuah perguruan tinggi negeri yang diminta untuk mempublikasikan tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kota Pemikat Terjadinya Urbanisasi

11 Mei 2021   09:31 Diperbarui: 11 Mei 2021   09:35 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau kota yang lebih kecil ke kota yang lebih besar. Manusia yang melakukan urbanisasi disebut urban. Urbanisasi di indonesia diketahui telah lama terjadi. Hal yang menyebabkan perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh dua faktor yakni faktor pendorong dari desa dan faktor dari kota. 

Kota-kota di indnesia menjadi tujuan sebagian besar yakni, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Medan. Kota-kota tersebut menjadi tujuan utama karena tingkat perkembangannya yang pesat. Laju pertumbuhan penduduk kota pada dekade 1970-1980 mencapai 4,60 persen per tahun. lalu pada dekade 1980-1990 meningkat menjadi 5,36 persen pertahun. Perkembangan ini terjadi perluasan pada kota-kota di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya. Hal ini disebabkan karena membaiknya iklim ekonomi yang berakibat banyaknya investasi asing yang menanamkan modalnya pada industri menengah dan kecil di pinggiran kota-kota besar.

Proses perkembangan dan urbanisasi pada kota-kota di Jawa terjadi pada tahun 1980 an ini ditandai dengan adanya restrukturisasi internal. Salah satu cirinya adalah terjadinya proses pergeseran fungsi 'pusat kota', dari pusat manufaktur menjadi pusat kegiatan jasa dan keuangan. Sedangkan kegiatan manufaktur bergeser ke pinggiran kota. Akibatnya, secara fisik restrukturisasi ini ditandai dengan perubahan penggunaan lahan secara besar-besaran, karena munculnya lokasi-lokasi industri ditepi kota yang kemudian disusul dengan munculnya daerah perumahan baru. Akibatnya kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta dan Surabaya telah mekar menjadi suatu mega-urban.

Adanya urbanisasi tak pelak menimbulkan dampak, baik bagi lingkungan dan masyarakat, kota maupun desa. Dari setiap perpindahan penduduk yang massif dari satu daerah ke daerah lain, setidaknya terdapat berbagai perubahan yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakatnya. Meski tidak dapat disamaratakan akan tetapi adanya krisis lahan yang terjadi dalam masyarakat urban merupakan contoh paling dasar dari kondisi-kondisi yang disebabkan oleh urbanisasi. Di beberapa wilayah di perkotaan, misalnya Surabaya atau Jakarta, perkampungan kumuh yang ada di pinggir-pinggir rel kereta api atau bantaran kali sudah menjadi hal yang dianggap wajar, meski sebetulnya tidak.

Perkotaan tidak pernah luput dari kemiskinan, bahkan kemiskinan melekat pada satu sisi wajah perkotaan. Adanya pemusatan pembangunan kota membuat daerah kota menjadi eksklusif bagi kaum ekonomi menengah ke atas, mengesampingkan kaum miskin yang berada di pinggiran kota. Kemiskinan ini terjadi pada berbagai titik di kawasan kota besar di Indonesia. 

Di Jakarta misalnya, daerah Tanjung Priok yang merupakan kompleks pelabuhan terpadat di Indonesia, di sekitarnya masih banyak masyarakat miskin yang statusnya tidak terangkat meski tinggal di kawasan perkotaan dan sentra pelabuhan yang besar. Kelas menengah sendiri menempati tempat-tempat yang lebih baik pada sektor perkantoran dan sektor-sektor lain yang butuh pemahaman multidimensi untuk membedahnya, misalnya saja sektor hiburan dan implikasinya dalam membentuk perilaku masyarakat urban.

Kawasan-kawasan yang dinilai tidak modern dan terlihat kumuh mengalami penggusuran, meski tidak semuanya tersingkirkan. Ganti dari kawasan-kawasan ini merupakan bangunan-bangunan megah, perumahan elit kelas menengat atas, pusat-pusat perbelanjaan, dan jalan layang yang dibangun secara besar-besaran selepas penggusuran kawasan kumuh di Jakarta. Dengan terpinggirkannya masyarakat miskin dari ruang-ruang mereka dan pembangunan yang dilakukan demi kelas menengah dan atas, maka terbentuklah kesenjangan antar kelas yang jika dibiarkan terus menerus menyebabkan segregasi sosial.

Daftar Pustaka

Darmayanti, R., & Handinoto. (2005). KAWASAN "PUSAT KOTA" DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 33, No. 1.

Harahap, F. R. (2013). Dampak urbanisasi bagi perkembangan kota di Indonesia. Jurnal Society, Vol. I, No. 1.

Mayrudin, Y. M. (2018). Menelisik Program Pembangunan Nasional Di Era Pemerintahan Suharto. Journal Of Government (Kajian ManajemenPemerintahan dan Otonomi Daerah), 4(1).

Overina, M. (2017). Fenomena Urbanisasi dan Kebijakan Penyediaan Perumahan dan Permukiman di Perkotaan Indonesia. Masyarakat Indonesia, 36(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun