Mohon tunggu...
I Ketut Wisnu Laksana
I Ketut Wisnu Laksana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Has an interest in football culture, editing and graphic design

Selanjutnya

Tutup

Bola

Maraknya Kerusuhan Suporter, Sanksi Berat Harus Diterapkan

4 Januari 2024   13:10 Diperbarui: 8 Januari 2024   14:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Tangsel pos

Tangerang - Kompetisi sepakbola Indonesia dalam beberapa bulan terakhir selalu terjadi kerusuhan antar suporter baik di Liga 3,2 bahkan Liga 1 . Contohnya kasus yang terjadi di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Minggu (26/11/2023). Kerusuhan terjadi pada pertandingan pekan ke-20 BRI Liga 1 saat Dewa United berhadapan dengan Persib Bandung.

Awalnya kericuhan terjadi diluar stadion, karena saat itu suporter Persib dari berbagai daerah tidak diizinkan memasuki stadion dikarenakan regulasi PSSI yang memang tidak diperbolehkannya suporter tim tamu menghadiri pertandingan tandang. Aturan itu tercantum pada Pasal 51 ayat 6 regulasi kompetisi BRI Liga 1 2023-2024 yang ditandangi oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Karena diberlalukannya aturan itu, banyak suporter Persib yang kecewa dikarenakan tidak bisa memasuki tribun untuk mendukung tim kebanggaannya. Para suporter sudah berdatangan ke depan pintu masuk Indomilk Arena sejak sore hari. Namun keadaan mulai memanas pada malam hari saat menjelang kick off, dimana para suporter Persib berusaha membobol pagar pembatas agar bisa memasuki tribun.

Para suporter menggunakan berbagai objek sebagai senjata seperti botol minum, kayu, dan batu hingga menciptakan kekacauan yang sulit diatasi. Polisi akhirnya berhasil mengendalikan situasi dengan menggunakan gas air mata dan menahan beberapa orang yang terlibat dalam kerusuhan.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan di dunia sepak bola dan menyoroti perlunya tindakan yang lebih tegas untuk mencegah kerusuhan suporter. Pihak berwenang berjanji untuk mengidentifikasi dan menghukum para pelaku, sementara para penggemar sepak bola di seluruh negeri berharap agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Sumber foto: Tangsel pos
Sumber foto: Tangsel pos

Karena kejadian malam itu, Komdis Disiplin PSSI mejatuhkan hukuman untuk klub Persib Bandung. Klub harus membayar denda sebesar RP25 juta, dikarenaka Persib Bandung gagal mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh PSSI.

Selain itu PSSI juga menjatuhkan sanksi pada 3 oknum supporter persib, mereka adalah Rizky, Aples dan Harianto. PSSI memberikan sanksi larangan memasuki stadion diseluruh Indonesia selama lima tahun kedepan.

Media Officer Dewa United FC, Ngurah Wirya Darma menyayangkan hal seperti ini selalu terjadi di Liga Indonesia. "Soal Kerusuhan suporter, pastinya hal tersebut bukan hal positif untuk sepakbola Indonesia, terlebih secara prestasi sepakbola negeri ini belum mampu memberikan prestasi yang membanggakan. Apalagi kejadian yang terjadi di Malang 2022 lalu benar benar menjadi perhatian dunia, tidak bisa dipungkiri seringnya terjadi kerusuhan suporter benar benar merusak citra sepakbola di Indonesia itu sendiri" Kata Ngurah saat diwawancarai di Stadion Indomilk Arena.

"Sanksi Tegas saya rasa sudah saatnya diberlakukan untuk supporter atau tim yang dibela. Tapi yang menjadi masalah dari sepakbola Indonesia sejak lama adalah konsistensi dalam memberikan ketegasan. Jangan sampai nantinya sanksi berat hanya berlaku pada tim tim tertentu saja" Ngurah menambahkan.

Ngurah juga memberikan tanggapan ketika ditanyakan regulasi baru PSSI terkait tidak diizinkannya suporter tamu datang saat laga tandang. "Yang saya tahu regulasi tersebut dibuat  karena kompetisi tahun ini bertepatan dengan tahun politik, kalau memang alasannya untuk mencegah adanya kerusuhan, tentu saya mengapresiasi kebijakan tersebut. Tapi nyatanya pada praktek dilapangan, kebijakan tersebut belum bisa maksimal bahkan justru memunculkan masalah baru. Rasannya PSSI harus mengkaji ulang regulasi tersebut" pungkasnya.

Salah satu suporter Persib Bandung, Nurilham. Mengaku kecewa hal seperti ini sangat sering terjadi di Indonesia. 

"Menurut saya kerusuhan itu adalah hal negatif ya buat sepakbola Indonesia, harusnya PSSI memberikan sanksi yang lebih berat lagi agar para suporter jera dan tidak mengulangi hal seperti ini lagi.  Sepertinya sanksi paling berat yaitu  diberhentikannya liga Indonesia. Cuma kan gabisa kita ambil keputusan sepihak, harus liat orang  yang lain juga, kasian yang nyari nafkah di industri sepakbola kalo liga berhenti lagi, belum nanti bisa kena hukuman FIFA. Pokoknya  saya mengikuti  PSSI aja  bagaimana baiknya dalam menangani kasus kerusuhan yang terus terjadi ini" Ujar Nurilham.

Dari kejadian ini dia menyampaikan harapannya untuk para penikmat sepakbola di tanah air.  "Saya sih berharap teman teman suporter dapat lebih dewasa, jangan gampang terpancing, fanatik boleh tapi tetap harus pakai akal sehat juga. Kalau bisa jangan rusuh rusuh lagi, sepakbola kan hiburan untuk semua orang, kalo rusuh terus nanti banyak orang yang takut pergi ke stadion". Tambahnya.

Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, sehingga sepak bola tetap menjadi sarana kebersamaan tanpa merugikan integritas dan keamanannya. Kejadian ini menjadi panggilan bagi seluruh komunitas sepak bola untuk merenung dan bersama-sama membangun struktur yang lebih kuat demi masa depan yang lebih aman dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun