Mohon tunggu...
Wisnu Hafizh
Wisnu Hafizh Mohon Tunggu... Desainer - Pelajar/Siswa/ITService/SMKN1PURBALINGGA

Halo Perkenalkam saya Wisnu,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi dan Sejarah Desa Blater Purbalingga, Ternyata Unik!

13 September 2024   21:57 Diperbarui: 13 September 2024   22:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Monumen ini tidak hanya menjadi tempat bersejarah, tetapi juga destinasi wisata edukatif yang menarik. Pengunjung dapat belajar tentang kisah heroik para pejuang yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Selain itu, monumen ini sering menjadi lokasi upacara peringatan dan kegiatan budaya, memperkuat rasa nasionalisme dan kebanggaan akan sejarah bangsa.

Bupati Purbalingga bahkan berencana untuk merenovasi monumen ini sebagai bentuk penghargaan kepada para veteran yang telah berjuang demi kemerdekaan. Dengan demikian, Monumen Tugu Perjuangan Blater tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga simbol penghormatan dan inspirasi bagi generasi mendatang.

GREBEG SURAN BLATER

www.purbalinggakab.go.id/
www.purbalinggakab.go.id/

Grebeg Suran Blater di Purbalingga adalah salah satu perayaan budaya yang paling dinantikan oleh masyarakat setempat. Diadakan setiap tahun untuk memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram, acara ini menjadi simbol rasa syukur dan kebersamaan warga Desa Blater.

Pada hari perayaan, ratusan warga berkumpul dan berjalan beriringan menuju lapangan desa dengan membawa Gunungan, sebuah struktur besar yang dihiasi dengan berbagai hasil bumi seperti sayur-mayur dan buah-buahan. Gunungan ini melambangkan kekayaan alam dan berkah yang melimpah di Desa Blater. Selain itu, warga juga membawa tenong, wadah tradisional berisi makanan yang kemudian dibagikan kepada pengunjung.

Acara ini semakin meriah dengan adanya pagelaran wayang kulit yang dipimpin oleh dalang muda berbakat, Ki Lulut Ardiyanto1. Pertunjukan wayang kulit ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan sejarah yang penting bagi masyarakat.

Puncak dari Grebeg Suran adalah prosesi rebutan gunungan. Setelah doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur, pengunjung berlomba-lomba untuk mendapatkan bagian dari gunungan tersebut. Tradisi ini dipercaya membawa berkah dan keberuntungan bagi siapa saja yang berhasil mendapatkan bagian dari gunungan.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, yang sering hadir dalam acara ini, selalu mengapresiasi semangat kebersamaan dan rasa syukur yang ditunjukkan oleh masyarakat Blater1. Menurutnya, Grebeg Suran adalah momentum penting untuk mengingatkan kita semua akan kekayaan alam dan berkah yang telah diberikan oleh Tuhan.

Grebeg Suran Blater bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga cerminan dari kekayaan budaya dan semangat gotong royong yang masih kuat di tengah masyarakat. Dengan berbagai kegiatan yang penuh makna, acara ini berhasil menarik perhatian tidak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan yang ingin merasakan langsung keunikan budaya Purbalingga.

JALAN JEPANG BLATER

Wisnu Grapher (dokpri)
Wisnu Grapher (dokpri)

Jalan Jepang di Desa Blater, Purbalingga, adalah salah satu situs bersejarah yang menarik perhatian banyak orang. Jalan ini dibangun pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, sekitar tahun 1942-1945. Menurut cerita warga setempat, jalan ini awalnya dibangun sebagai jalur strategis untuk menghubungkan berbagai pos militer Jepang di wilayah Purbalingga dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun