Mohon tunggu...
a.wisnubroto
a.wisnubroto Mohon Tunggu... Administrasi - tukang masak di RM Supertelur Taliroso

tukang masak yang hobi berkebun, olah raga, bepergian dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berdikari dengan Berkebun

2 Agustus 2019   23:45 Diperbarui: 3 Agustus 2019   00:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena kurang ilmu, pada tahap awal banyak pohon saya yang mati penyebabnya banyak; terlalu lembab, jenis tanamannya tidak cocok, hama dan penyakit dan banyak lagi. Pun dengan ternak kambing saya, 5 ekor kambing saya mati dalam kurun 2 bulan ada yang keracunan makanan, kembung, mencret, terserang kurab atau scabies dan penyakit lainnya. Terbayang kegagalan dan ingin berhenti berkebun saat itu.

Dari beberapa pohon dan kambing yang tersisa, saya putuskan untuk merawat dan melanjutkannya, saya belajar dari banyak hal; buku, internet, pameran agribisnis, tokoh pertanian maupun pada orang-orang yang lebih dulu menekuni bidang itu.

Durian berbuah 2 kali, Bulan Mei dan Oktober (dok. pribadi)
Durian berbuah 2 kali, Bulan Mei dan Oktober (dok. pribadi)
Sambil terus belajar, beberapa event pameran bonsai lokal, nasional maupun internasional saya ikuti. Media sosial menjadi sarana efektiv mempromosikan kegiatan dan mengenalkan produk yang saya miliki. Pelan tapi pasti, 5 tahun berselang aktivitas berkebun saya mulai menunjukan hasilnya. Saya mulai menjual hasil bonsai budidaya, jasa perawatan taman, pembentukan bonsai juga mulai jalan.

Entah sudah berapa bonsai kami terjual tetapi saya tak pernah lupa dengan karya bonsai yang satu ini. Ya, cemara Sargenti (juniperus sargentii) di negara asalnya Jepang namanya juniperus shimpaku adalah satu jenis tanaman paling langka dan paling optimal di jadikan bonsai. Bahkan di Jepang, jenis ini sangat dikeramatkan selain sudah sangat jarang ditemukan di alam, pertumbuhannya relative lambat dibandingkan dengan tanaman lainnya. 

Bonsai Juniperus Sargentii hasil kebun tak kalah dengan bonsai impor (dok. pribadi)
Bonsai Juniperus Sargentii hasil kebun tak kalah dengan bonsai impor (dok. pribadi)

Juniperus sargentii, di tempat saya sangat subur, sama dengan pertumbuhan pohon jenis lainnya mungkin karena intensitas sinar matahari lebih banyak dibandingkan di negara asalnya Jepang. Di pameran bonsai International Bonsai Art & Culture Biennale di Yogyakarta tahun 2014 karya saya mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan dan bonsai sargentii tersebut diboyong ke salah satu kolektor bonsai terbaik di Nusantara. Bangga saya, ini menjadi tonggak titik balik saya untuk lebih menekuni aktivitas berkebun.

Dua kali saya mendapat undangan dari semacam Dinas Pertanian di Jepang untuk berbagi informasi tentang budidaya bonsai khususnya varietas juniperus sargentii, namun saya belum memenuhinya karena belum bisa meluangkan waktu untuk itu, tidak bisa meninggalkan pekerjaan kantor. 

Pohon buah-buahan yang saya tanam juga mulai berbuah, pepaya tak kenal musim, tiap hari selalu ada pepaya hasil kebun di meja hidangan kami, pun dengan pisang berbagai jenis tak pernah berhenti memberikan buah terbaiknya dan tentu yang sangat membanggakan adalah durian.

Saya memilih pepaya dan pisang untuk dibudidayakan, karena tak kenal musim, bibitnya mudah, pepaya dibuat dari biji buah yang masak sementara pohon pisang selalu meninggalkan rumpun anak jika ia sudah berbuah. Durian adalah buah favorit keluarga kami, kalau musim durian kami membelinya di pinggir jalan, jika musim durian belum datang supermarketlah tempat kami membeli. Tentu lebih mahal karena di supermarket, buah durian yang ditawarkan adalah produk impor. 

Pisang Ambon hasil panen dari kebun (dok. pribadi)
Pisang Ambon hasil panen dari kebun (dok. pribadi)

Saat ini takpernah lagi kami membeli durian impor, di kebun pohon durian kami berbuah 2 kali dalam satu tahun, ada yang bulan Mei dan ada pohon yang berbuah di bulan Oktober. Belum sempat menjualnya ke pedagang, durian hasil kebun habis dikonsumsi sendiri dan di bagikan ke saudara maupun tetangga terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun