Dan yang paling sulit untuk dihindari adalah, keterlibatan kekuatan besar yang dapat mengendalikan Bulog dengan menggunakan remot dari jarak jauh. Kekuatan besar ini tak jarang datang dari istana, dan para bankir yang berada diluar negeri, yang menghendaki terjadinya gonjang ganjing di Negara Indonesia.
      Bukan Hanya Sekedar Lembaga Negara :
      Perum Bulog, diharapkan bukan hanya sekedar lembaga Negara, yang mengurusi tata niaga sembako. Akan tetapi memiliki tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan, dalam rangka menegakkan eksistensi pemerintah, dalam melakukan ketahanan pangan.
      Perum Bulog juga harus memiliki tanggung jawab, terhadap kebutuhan pokok masyarakat, kemudian dapat mengendalikan harga harga dipasaran, sehingga persoalan sembako tidak lagi menjadi semacam benang kusut, diurai yang satu berbelit yang lainnya.
Kepala Bulog harus berani, melakukan penolakan terhadap oknum oknum yang meminta jatah kepada Bulog. Karena Bulog bukan saja milik pemerintah tapi melainkan Bulog juga milik masyarakat banyak. Segala sesuatu yang berkaitan dengan sembako haruslah sesuai dengan peraturan dan per Undang Undangan yang berlaku.
Tentu sebagai orang baru di Bulog, Buwas harus paham dengan siapa saja dia harus berhadapan. Apa lagi disebut sebut bahwa Bulog adalah lembaga Negara yang memiliki banyak uang, dan rentan akan terjadinya korupsi. Sama dengan Narkoba yang juga berkaitan dengan uang, yang dapat membuat mata jadi buta.
      Sebagai mantan Kepala BNN yang memiliki reputasi, masyarakat berharap agar Buwas dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan menjadikan Perum Bulok sebagai Lembaga Negara yang bersih dari persoalan persoalan korupsi, terlebih Bulog harus mampu menjadi lembaga Negara yang dapat memenuhi kebutuhan pokok sembako bagi rakyat Indonesia, dengan harga yang stabil dan dapat dijangkau. Mam pukah Buwas memenu harapan dari masyarakat itu?, semuanya memang terpulang kepada kinerja Buwas. Semoga!.
 Tanjungbalai, 30  April  2018