Persoalan Narkotika dan Obat Obat Terlarang (Narkoba), dengan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) terutama beras,  bagaikan dua sisi mata pisau yang berbeda. Sama sama memiliki tajam yang berbeda beda. Walaupun antara  Narkoba dan Sembako berbeda jenis, tapi dampak yang ditimbulkannya nyaris sama.
      Narkoba jika dikomsumsi, dapat merusak jaringan otak, dan membuat orang orang yang mengkomsumsinya, bisa menjadi bodoh, badan jadi lesu, daya tahan tubuh menurun, bahkan bisa menjadi gila dan mati.
      Ketika Cina menjadi wilayah colonial Inggris , untuk merusak ketangguhan dari pertahanan rakyat Cina, dizaman Dinasti Qing dimana Kaisar membatasi bagi bangsa eropa, terutama Inggris untuk berdagang secara bebas di Cina, tahun 1839 -- 1860, maka Inggris melakukan perlawanan dengan melakukan pengiriman candu ke Cina secara besar besaran. Rakyat Cina akhirnya memiliki ketergantungan dengan candu, dan menjadikan pertahanan rakyat tiongkok menjadi rapuh.  Dan tidak lagi berpihak kepada Kaisar. Peristiwa itu dinamai dengan perang candu (opium)
      Peristiwa mirip dengan perang candu inilah yang kini terjadi di Indonesia, dimana para Bandar narkoba,  dalam jaringan internasional,  melakukan pemasokan narkoba jenis sabu sabu ke Indonesia dengan tujuan untuk merusak mental rakyat Indonesia, khususnya generasi mudanya. Dan tidak terlepas pula banyaknya aparat Negara yang terlibat narkoba.
      Entah sudah berapa ton,  jumlah narkoba jenis sabu sabu, yang dipasok oleh Bandar narkoba jaringan internasional ke dalam negeri Indonesia, dan entak sudah berapa ton pula, narkoba yang dapat digagalkan oleh aparat hukum negeri ini.
      Begitu juga dengan Sembako, jenis barang yang urgent bagi kehidupan rakyat Indonesia. Terutama beras. Jika beras tidak ada, atau harga beras melambung tinggi, tidak sebanding dengan penghasilan rakyat, maka Negara bisa goyah, rezim bisa jatuh dan Negara bisa bubar.
      Walaupun antara Narkoba dan Sembago merupakan dua sisi mata pisau yang saling berbeda jika tidak ditangani secara tepat, maka akan menimbulkan gejolak ditengah tengah masyarakat.
      Maka oleh karena itu sembako jenis beras, perlu untuk dipertahankan, jangan sampai pasokannya habis atau berkurang, dan disisi lain, harganya juga harus tetap terkendali. Jika kedua hal ini tidak dapat untuk dipertahankan, maka ketahanan pangan, yang menunjang ketahanan nasional akan menjadi rapuh dan akhirnya akan runtuh.
      Untuk mengendalikan harga sembako ini,  ada ditangan Badan Urusan Logistik (Bulog), oleh karena itu, diperlukan orang orang yang punya, kredibel, akuntabel dan komitmen untuk mempertahankan ketahanan pangan bagi rakyat Indonesia, untuk menjadi pemimpin Bulog.
      Karena tanpa komitmen yang jelas, serta integritas yang tinggi,  untuk mendukung pemberantasan korupsi, persoalan Bulog akan tetap menjadi benang merah yang sulit untuk diputus. Kenapa? Karena kasus Bulog cukup terkenal,  sering kali menjerat para petinggi petinggi dinegeri ini. Dan melibatkan Bulog serta jajaran pimpinannya.
      Mulai dari Presiden Gusdur yang disebut sebut terlibat dalam kasus Buloggate, yang melibatkan Wakil Kepala Bulok Sapuan, walaupun belakangan dinyatakan Gusdur tidak terlibat dalam kasus itu, tapi setidaknya sempat menyeret nama Gusdur.