Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menambang Pasir Meningkatkan PAD

29 April 2018   16:24 Diperbarui: 30 April 2018   11:48 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasir yang berada di sepanjang Sungai Silau dan Sungai Asahan yang membelah Kota Tanjungbalai dengan wilayah kecamatan Sungai Kepayang dan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan, merupakan potensi alam yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di dua daerah pesisir timur di Sumatera Utara itu.

Endapan pasir di aliran Sungai Silau dan Sungai Asahan Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, dari tahun ketahun semakin memprihatinkan, karena berdampak terhadap terjadinya kedangkalan dikedua sungai tersebut.

Pasir yang berada di Sungai Silau berasal dari Bukit Barisan, mengalir melalui Sungai Bahbolon di Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. Sedangkan endapan pasir yang berada disepanjang Sungai Asahan berasal dari daerah tangga, siguragura Kabupaten Tapanuli Utara.

Derasnya endapan pasir yang terjadi di sepanjang Sungai Silau dan Sungai Asahan ini, diperhitungkan berkisar antara satu ton meter kubik/jamnya. Akibatnya terjadi pendangkalan terhadap aliran dari kedua sungai ini, dan rentan terhadap terjadinya bencana banjir apa bila curah hujan yang cukup tinggi di hulu kedua sungai tersebut.

Kendatipun bahwa setiap harinya, aliran sungai Silau dan Sungai Asahan dikeruk oleh para pengusaha galian C yang ada di daerah Tanjungbalai, dengan peralatan manual, namun tidak sebanding dengan kederasan turunnya pasir dari hulu. Dan membuat aliran Sungai Silau dan Sungai Asahan tersebut masih tetap mengalami kedangkalan.

Pemerintah kota (Pemko) Tanjungbalai beserta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan memang telah berupaya untuk mengatasi terjadinya kedangkalan terhadap aliran kedua sungai tersebut, dengan melakukan pengerukan menggunakan kapal keruk yang didatangkan dari Jakarta, dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun hasilnya tidak signifikan.

Pengerukan waktu itu hanya dilakukan dengan pembuatan kolam pada alur keluar masuknya kapal di pelabuhan Teluk Nibung Tanjungbalai. Sistem pengerukan yang dilakukan mengundang rasa heran bagi setiap orang yang melihatnya. Pasirnya dikeruk lalu dibuang kembali ke tengah sungai Asahan. Dari pembuangan pasir ini kemudian memunculkan pulau pulau kecil di alur Sungai Asahan.

Dan lama kelamaan pulau pulau kecil ini terjadi erosi, pasir yang ditimbun dan menjadi pulau mengalami erosi. Pasirnya kembali hayut dibawa derasnya air Sungai Asahan. Terkikisnya pasir dari pulau pulau kecil buatan itu kembali menutupi kolam arus Sungai Asahan, dan kembali terjadi pendangkalan.

Pada awalnya Kota Tanjungbalai adalah sebuah kota pelabuhan, karena letaknya berhampiran dengan Laut Selat Malaka. Sebagai kota pelabuhan kedua terbesar di Sumatera Utara, setelah pelabuhan Belawan di Medan. Alur sungai Asahan sebagai tempat berdirinya pelabuhan Teluk Nibung dan pelabuhan Tanjungbalai, dapat dilalui oleh kapal kapal dagang yang datangnya dari negeri Eropa.

Bahkan pelabuhan Tanjungbalai yang berada di ujung jalan Asahan kota Tanjungbalai, sempat mengalami masa kejayaannya, karena dari pelabuhan ini pernah memberangkatkan para calon jemaah haji ke Tanah Suci Makkah dengan menggunakan kapal Band Watson pada tahun 1824.

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin dangkalnya aliran sungai Silau dan Sungai Asahan, yang kurang mendapat perawatan dari Pemerintahnya, maka pudar pulalah masa masa kejayaan kota Tanjungbalai sebagai kota pelabuhan di Sumatera Utara. Karena kapal kapal dagang yang datang dari negeri Eropa tidak lagi dapat sandar di pelabuhan Tanjungbalai dan pelabuhan Teluk Nibung. Hal ini diakibatkan terjadinya kedangkalan pada idua aliran sungai yang membelah kota Tanjungbalai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun