Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kisah tentang Nasionalisme Warga Turunan Tionghoa

24 Mei 2017   13:26 Diperbarui: 24 Mei 2017   23:23 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir seluruh atlet olah raga bulu tangkis didominasi oleh para warga keturunan Tionghua. Dan mereka ini telah Berjaya dalam mengharumkan nama Indobesia dikancah dunia oleh raga bulu tangkis.

Sebut saja misalnya nama Ferry Sonnevil, Tan Joe Hok, Njo Kiem Bie, Tan King Gwan, Eddy Jusuf dan Ang Tjin Siang, mereka ini adalah warga turunan Tionghua yang membangun dunia olah raga bulu tangkis di Indonesia, sehingga dapat berbicara banyak dimata dunia. Berkat kegigihan dari para warga keturunan Tionghua inilah belakangan kiblat olah raga bulu tangkis yang semula berkiblat ke erofa, beralih ke Asia Tenggara yakni Indonesia. Setelah untuk pertama kali Indonesia berhasil membawa piala Thomas Cup ke Indonesia tahun 1958. Dan piala All England setahun berikutnya.

Dari sini lahirlah atlit atlit bulu tangkis Indonesia yang handal, lagi lagi atlit atlit bulu tangkis yang handal itu lahir dari kalangan warga turunan Tionghua, seperti Rudi Hartono, Lie Sumirat dan menyusul Liem Swie King Cristian Hadinata/Ade Chandra.

Belakangan Peranan warga turunan Tionghua dalam merajut NKRI dimata dunia melalui dunia olah raga bulu tangkis cukup besar dengan lahirnya atlit atlit bulu tangkis dari kalngan warga turunan Tionghua,  seperti Hastomo Arbi, Eddy Hartono, dan Hariyanto Arbi. Kemudian ada nama Lius Pongoh, hariamanto Kartono.

Dikalangan atlit bulu tangkis putri muncul nama Verawaty Fajrin/Imelda Wigoena, Ivanna Lie, Yanti Kusmiati  yang menjuarai piala Uber. Kemudian muncul Susi Susanti/Alan Budi Kesuma yang berhasil meraih medali emas pada even Olimpiade 1992 di Barselona, dimana untuk pertama kali cabang olah raga bulu tangkis dipertandingkan di ajang Olimpiade.

Generasi atlit olah raga bulu Tangkis Indonesia dari kalangan warga turunan Tionghua, terus bermunculan menggantikan para pendahulunya, lagi lagi masih didominasi oleh warga turunan Tionghua. Seperti Chandra Wijaya, Toni Gunawan, Hendra Setiawan,  Tantowi Ahmad Liliyana Natsir, Greysia Polii, hingga Praveen Jordan dan Debby Susanto dan lain sebagainya.

Lahirnya atlit atlit olah raga bulu tangkis yang handal dari kalangan warga turunan Tionghua, dan mengharumkan nama Indonesia dimana dunia, ini membuktikan bahwa rasa nasionalisme dikalangan warga turunan Tionhua terhadap Negara Indonesia sungguh sangat besar.

Jika saja para atlit atlit tangguh bulu tangkis dari kalangan warga Tionghua ini tidak memiliki rasa nasionalisme terhadap NKRI, tentu sudah lama para atlit bulu tangkis ini meninggalkan Indonesia dan membangun prestasi dinegara luar, karena bukan tidak mungkin banyak tawaran yang datang dari Negara Negara luar untuk merengrut mereka. Akan tetapi karena adanya rasa nasionalisme terhadap NKRI maka mereka tetap tinggal di Indonesia, dan mengharumkan nama Indonesia.

Kebangkitan Nasional :

Dalam peringatan kebangkitan nasional, sudah saatnya bangsa ini tidak lagi terkotak kotak, antara mayoritas dan minoritas. Dalam perjuangan pergerakan nasional yang dibangun dengan semangat kebersamaan dengan tujuan untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan colonial Belanda juga turut dilakukan oleh kelompok minoristas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengingatkan, bahwa pihaknya merasa prihatin dengan situasi yang saat ini terjadi di Indonesia yang menurutnya tertinggal dari Negara lain. Yang lain sudah bicara space age bagaimana mengelola luar angkasa agar berguna bagi manusia, sementara kita di Indonesia masih berkutat untuk hal yang tidak produktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun