Sebelumnya :
Pesta pernikahan itu baru berakhir setelah jam dua malam. Azis dan Meilan tampak kelelahan setelah sehari penuh mengikuti acara pernikahan mereka. Namun diwajah mereka terlihat rasa kebahagian yang sangat. Mimpi mimpi indah Meilan kini telah menjadi kenyataan, Azis telah resmi menjadi Suaminya, dan iapun juga sudah resmi menjadi isteri Azis. Hanya mereka berdualah yang nantinya, akan menjaga agar pernikahan mereka ini bisa langgeng sampai diakhir hanyat mereka.
Kemudian :
Malam itu Meilan tidak lagi tidak tidur satu kamar dengan kedua adik Azis. Tapi melainkan dia sudah bisa tidur berdua dengan Azis dikamar yang telah dihiasi dengan bunga bungaan. Kamar itu wanginya harum semerbak, sebagai mana lazimnya wanginya kamar penganten baru.
Sebagai penganten baru, Azis dan Meilan nampaknya masih canggung dan kaku. Keduanya masih terlihat malu dan sungkan, apa lagi diantara keluarga Meilan ada yang mencandai mereka. Meilan tidak masuk kekamar penganten, dimana didalamnya Azis sedang menunggunya. Dia malah memasuki kamar dimana bisanya dia tidur bersama dengan kedua adik Azis.
“ Kakak kenapa tidur disini?”. Tanya Salmi ketika mereka melihat Meilan memasuki kamar mereka.
“ Kenapa rupanya?, apa kakak tidak boleh lagi tidur disini?”. Ujar Meilan menjawab pertanyaan Salmi dan Sasa.
“ Kakak kan sudah menikah dengan bang Azis”. Kata Salmi, Meilan memandang keduanya.
“ Kalau sudah menikah jadi kakak tidur dimana?”.
“ kata teman kami, kalau wanita itu sudah menikah, dia sudah bisa tidur satu kamar dengan suaminya”, Ujar Salmi. Meilan membuka matanya lebar lebar dan memandang kepada kedua gadis kecil itu. Wajahnya bersemu merah. Rasa kaget dan malunya ia mendengar apa yang dikatakan oleh Salmi dan Sasa. Inilah anak zaman sekarang kecil kecil sudah tahu dengan hal hal yang hanya boleh diketahui oleh orang dewasa.
“ Kakak tidurlah bersama bang Azis, kasihan bang Azis sendirian “ , Kata Salmi. Salmi menarik tangan Meilan agar keluar dari kamar mereka. Sasa menolak nolak tubuh Meilan sampai kedepan pintu. Dan akhirnya Meilan mereka tarik dan dorong sampai kedepan pintu kamar Azis. Kedua gadis itupun cepat cepat masuk kembali kekamrnya dan mengunci kamar itu dari dalam sehingga Meilan tidak dapat lagi masuk kedalam. Dari balik pintu Meilan mendengar kedua gadis kecil itu tertawa tawa, Meilan pun akhirnya tersenyum sendiri.