“ Abang melarang kak Meilan ikut dengan kita pulang ke Medan?”. Salmi menatap tajam kearah abangnya.
“ Siapa yang melarang, abangkan belum bertanya sama kak Milan, Tanya kalianlah sama kak Meilan apakah dia mau ikut sama kita pulang ke Medan”. Kata Azis kepada kedua adiknya ini.
“ Ya Kak Meilan, kakak ikut kan dengan kami pulang ke Medan?”. Tanya Sasa mendesak Meilan.
“ Ya, kak ya, kakak ikut pulang ke Medan ya?”, Desak Salmi pula, yang membuat Meilan tidak ingin untuk bercanda dengan mereka ini.
“ Iya, kakak ikut dengan kalian ke Medan. Kalau kakak tidak ikut siapa nanti yang memperhatikan kamu, siapa yang mengurus bang Azis “. Kata Meilan, membuat hati kedua gadis kecil ini merasa senang.
“ Kapanlah kita pulang kak?”. Tanya Sasa.
“ Terserah bang Azis, kalau kakak hanya menurut saja”. Ujar Meilan.
“ Apa tidak ada keperluan yang lain?”. Tanya Azis kepada Meilan
“ Mungkin tidak ada lagi, karena acara pemakaman papa sudah selesai “.
“ Kalau begitu sudah bisalah kita menghadap mama, untuk membicarakan tentang pernikahan kita?”.
“ Mama pun tadi sudah bilang, dia mau bicara dengan Kau, sebentar lagilah kita temui mama, karena mereka masih berbicara dengan beberapa tetangga”. Kata Meilan. Azis hanya menurut apa yang dikatakan oleh Meilan, dan diapun menyampaikan kirim salam Bono Jamal, Maisyaroh, Maimunah dan Fatimah yang datang melayat orang tuanya Meilan.