Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berharap Babur Rayyan mu

8 Juni 2016   03:13 Diperbarui: 8 Juni 2016   03:17 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fhoto Dok Pribadi

Hari ini telah kami coba untuk menahan lapar

Menepis dahaga mengekang hawa nafsu

Mentaati titahmu yang diusung para Nabi

Dan Rasul pilihanmu yang tertera pada kitab sucimu

Tapi diantara kami hamba hambamu yang hina

Ada juga yang menahan lapar bukan karena perintahmu

Dan bukan pula karena dia tidak beriman

Tapi melainkan karena kemiskinannya yang membuat dia menjadi kufur

Untuk sholat tarawih pun sarung yang dipakainya harus bergilir

Laksana menonton film digedung bioskop

Tapi ada juga diantara kami yang hidupnya berkecukupan

Namun mereka tidak mampun untuk menahan lapar

Hawa nafsunya merajai hatinya

Tapi dia mengharapkan sorgamu

Dan dia ingin masuk dari pintu manapun dia suka

Sementara kami tidak berharap sorgamu

Yang konon katanya seribu tahun perjalanan

Bau harumnya telah tercium

Dan kami dapat memasukinya melalui Babur Rayyan

Yang dikhususkan buat orang orang yang berpuasa

Dipenghulu bulanmu

Kami sadar karena kami bukanlah penentunya

Walaupun kunci pintunya ada pada kami

Kaulah yang menentukan segalanya

Andai kata kami kau masukkan kesorgamu

Jadikanlah kami setitik debu

Agar saudara kami yang lain bisa masuk kedalamnya

Akan tetapi jika kami kau jadikan penghuni neraka

Robahlah ujud kami menjadi dua bukit Hut

Agara para saudara kami tidak muat lagi untuk masuk kedalamnya

Bagan Siapi Api

Menjelang Sahur 08/06/16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun