Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

{TMN 100 H} Senandung Cinta dari Selat Melaka "85"

7 Juni 2016   14:41 Diperbarui: 7 Juni 2016   15:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber fhoto/hr.mdn bisnis.

“ Tapi aku ragu, bahwa kau telah menjadi milik orang lain?”. Diwajah Meilan tampak tergurat rasa kecemburuan itu.

“ Kuminta kau berterus terang saja Mei, jangan kau permainkan aku seperti itu”. Pinta Azis agar Meilan berterus terang.

“ Aku cemburu terhadap fhoto yang ada diatas kepalamu itu?”. Meilan menunjukkan fhoto itu, Azis berpaling kearah fhoto yang ditunjukkan oleh Meilan.

“ Itulah membuktikan rasa cinta dan sayangku kepadanya, maka aku memajang fhotonya diruangan ini. Aku tidak bisa jauh darinya. Tampa dia hidupku akan hampa?”. Ujar Azis membuat Meilan semakin bertanya tanya fhoto siapakah yang  melekat didinding itu.

“ Zis fhoto siapakah itu?, kalau melihat fhoto itu ada diruangan ini, pastilah dia orang yang istimewa bagi orang yang memajang fhoto itu”.  Azis terdiam, apakah Meilan tidak mengenali fhotonya itu, sengaja fhoto itu dibesarkannya agar dia selalu mengingat Meilan.

“ Mei. Dia memang wanita yang istimewa dihatiku. Makanya aku sengaja memajang fhoto itu disini, biar setiap harinya aku bisa memandangnya. Dengan begitu aku tidak akan lupa dengan wajahnya”.

“ Aku tahu itu, kau sangat menyayangi nya. Tapi aku ingin tahu itu fhoto siapa?”. Meilan mengeluarkan kata kata meninggi, membuat Azis semakin menggodanya.

“ Masa kau tidak mengenal siapa didalam fhoto itu?”. Kata Azis Acuh membuat Meilan semakin cemburu.

“ Aku tidak suka ada fhoto orang lain diruangan ini?”, Ujar Meilan dengan ketusnya. Lalu dia bangkit dari duduknya. Diambilnya bangku kemudian didekatkannya kefhoto itu, dia mau mengambil fhoto itu dan akan membuangnya. Azis mengukuti apa yang akan dilakukan oleh Meilan. Meilan menaiki bangku  tangannya menggapai kearah fhoto itu, tapi belum sempat dia meraih fhoto itu Azis terlebih dahulu menggendongnya dan membawanya kembali ketempat duduk mereka. Meilan meronta ronta, tapi Azis tidak memperdulikannya. Dikecupnya bibir Meilan dengan  lembut, kemudian kecupannya berpindah kekening gadis itu.

“ Mei, itu Fhotomu yang sengaja kucetakkan dengan ukuran besar, kau perhatikanlah baik baik wajah yang ada di fhoto itu. Kalau kau kurang jelas. Ini fhoto ukuran kecilnya”. Ia mengambil fhoto Meilan dengan ukuran kecil itu dari dalam dompetnya, dan memberikannya kepada Meilan.

Dengan seksama, Meilan memperhatikan fhoto ukuran kecil yang ada ditangannya itu, yang memang adalah fhotonya ketika dia dengan Azis pergi Kekota Dumai dengan kakak sepupunya Meme. Memang ada kemiripannya. Untuk lebih jelasnya lagi Azis menurunkan fhoto itu dan meletakkannya diahadap Meilan. Benar apa yang dikatakan oleh Azis, bahwa fhoto itu adalah fhoto diri Meilan. Meilanpun memeluk Azis. Betapa menderitanya pemuda ini, sampai sampai fhotoku disimpannya baik baik. Meilan membantin didalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun