Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Melaka "47" {TMN 100 H}

30 April 2016   15:48 Diperbarui: 30 April 2016   16:03 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selat melaka/sumber fhoto/hr.medan bisnis

Sebelumnya :

            “ Itulah, kalau sudah kalian ngumpul, ada ajalah yang pecah, kalau tidak gelas, mangkuk lah yang pecah”, kata pemilik kantin sembari membersihkan  pecahan botol kecap itu. Faisal, Idris dan Meilan, hanya tertawa lalu meninggalkan Robet sendirian, mereka keluar dari ruangan kantin itu.

Kemudian :

            Sejak peristiwa dikantin sekolah itu, Robet tidak lagi mau menyapa Azis. Ketika mereka berpapasan,  Azis menyapanya, Robet tak mengindahkannya. Perobahan Robet terhadapnya, membuat Azis bertanya Tanya. Pada hal dia sendiripun telah berupaya untuk menjauhi Meilan, sesuai dengan permintaan Robet. Faisal, Idris dan Meilan tidak pula menceritakan peristiwa yang terjadi dikantin sekolah itu.

            Pagi ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian untuk kenaikan kelas. Selama seminggu berlangsungnya ujian, Adalah merupakan kesempatan bagi Azis, untuk jauh dari Meilan. Meilan tidak menyadari kalau Azis sedang berupaya untuk menjauhinya. Karena Meilan juga disibukkan dengan hapalan hapalan pelajaran yang akan diujikan disekolah. Sehingga jika mereka bertemu hanya sekedar bertutur sapa, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk berbicara banyak.

            Namun hari ini, Meilan sengaja tidak membawa sepeda motornya, ia meminta kakak sepupunya untuk mengantarnya kesekolah, karena ia akan memaksa Azis untuk berbicara kepadanya. Meilan juga sudah memberitahukan kepada Faisal dan Idris. Sahabat Azis ini mendukung rencana Meilan.

            Faisal dan Idris beserta Meilan menyusun skenarionya Agar Azis bisa dijebak untuk mengikuti keinginan Meilan. Sehingga Azis nantinya tidak dapat untuk menolak ajakan Meilan. Skenario itu mereka susun dengan rapi, sehingga Azis tidak menyangka, bahwa dia telah dijebak oleh kedua sahabatnya ini.

            Bel terakhirpun telah berbunyi, para siswa di local satu satu mengumpulkan kertas ujiannya. Hari ini tidak sepertti hari hari biasa berlangsungnya ujian. Dimana setiap siswa yang telah menyelesaikan ujiannya diperbolehkan pulang. Selama ujian berlangsung Azis adalah merupakan siswa yang pertama keluar dari ruangan, karena dia sudah menyelesaikan ujian nya. Pada hari inipun Azis lebih awal menyelesaikan ujiannya, namun karena akan ada pengumuman yang akan disampaikan oleh wali kelasnya, maka Azis menunggu sampai bel terakhir untuk pulang. Dan kesempatan inipun dimamfaatkan oleh Meilan.

            Sejak keluar dari local, Meilan sudah mengikuti Azis, namun azis berpura pura tidak melihat Meilan. Sementara Faisal dan Idris, hanya melihat dari Kejauhan. Azis bergegas keruang parkir untuk mengambil sepedanya, Meilan berlari lari kecil mengikutinya. Ketika Azis menaiki sepedanya, Meilan menahannya.

            “ Zis, Antar aku pulang”. Kata Meilan. Azis tidak jadi mengayuh sepedanya, dia melihat Meilan yang memegang boncengan sepedanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun