Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Waktu Adalah Miliknya

24 Maret 2016   12:31 Diperbarui: 24 Maret 2016   12:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

# nMinggu Keempat {Terinspirasi Film}

 

Begitu sulitkah bagimu memaknai cinta

Padahal sudah kutasbihkan berulang kali

Walau tak diatas sajadah

Tapi diatas altar hatimu, yang penuh dengan kebimbangan

 

Kupilih engkau jadi calon suamiku

Tapi kau mengecewakan aku, kau pergi entah kemana

Kabarpun tak pernah kau kirim, sehingga aku harus mencari jalan sendiri

Ditengah ketidak pastian dihati

 

Walau kucoba untuk menantimu

Pada jalan yang biasa kau lalui jangankan engkau

Bayanganmu pun tak pernah muncul

Tapi aku tetap setia untuk menantimu

 

Hari hari dalam penantianku kuhabiskan diatas sajadah

Aku mengadukan nasibku kepada ilahi tuhan semesta alam

Siang dan malam  wudhukku tak pernah kering

Walaupun ayah tak pernah bertanya, tapi hatinya dapat membaca

Kalau putrinya sedang dirundung nestapa

 

Nyatalah bahwa tuhan tak pernah tidur

Siang dan malam berjaga diarasy nya duduk pada kursy nya

Dan tak seorangpun tahu dimana istana nya namun dia bisa melihat

Segala alam dan isinya, maha sempurnalah dia dalam mengatur kehidupan

 

Azal, maut, pertemuan dan perpisahan adalah atas aturannya

Tak satupun yang dapat mengetahuinya, karena waktu adalah miliknya

Salahkah aku, ditengah penantianku kepadamu, tuhan mengirimkan jodohku

Bagaikan Daut dia bertasbih yang membuat burung burung bernyanyi

Hatikupun tergoda untuk menyelusuri jalan kehidupan yang hampir buntu

 

Ditengah undangan

Lelaki itu memegang erat tangan ayahku

Kalimat ijab kabulpun diucapkannya didepan tuan kadi

Syah, kata yang mendengar, syah jugalah ia sebagai suamiku.

 

Luka yang pernah tergores dulu

Kini tak lagi berbekas

Hati yang pernah patah dulu

Kini tersambung kembali dengan cinta sejati

Dari seorang lelaki yang punya hati

 

Ditengah kemesraan dalam merajut cinta

Pada hati yang selembut sutra

Kau datang untuk menemuiku, namun tak membuatku berpaling dari suamiku

Kaupun tertunduk dihadapan ibumu yang disaksikan oleh ayahku

Karena kita memang tak jodoh.

 

Puisi ini Terinspirasi dari film “ Ketika Cinta Bertasbih”

Sutra Dara Chairul Umam

[caption caption="Sumber/RTC"][/caption]

Dan Tulisan ini diikut sertakan dalam memeriahkan HUT RTC

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun