Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

{TMN 100 H} Senandung Cinta dari Selat Malaka "9"

23 Maret 2016   15:23 Diperbarui: 23 Maret 2016   15:44 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Kumohon juga kepadamu agar kau mengerti terhadap perasaanku”, suaranya memelas. Ia takut jika Azis tak melanjutkan sekolahnya dan bekerja maka hubungan mereka akan sirna begitu saja. Karena jika Azis bekerja, apa lagi Azis pergi merantau, waktu mereka untuk bertemu berduaan akan sulit untuk mereka lakukan. Tentu azis akan mempunyai kesibukan dalam pekerjaanya. Atau diperantauannya.

“ baiklah Meilan, jika itu keinginanmu, aku akan melanjutkan sekolahku?”. Ujar Azis seakan memberi harapan kepada Meilan yang menginginkan agar ia tetap melanjutkan sekolahnya.

“ Tapi Meilan,” kata Azis,  ia tak meneruskan perkataannya, namun bagi Meilan ia telah menangkap apa yang akan dikatakan oleh Azis selanjutnya.

“ Dimana aku nantinya bersekolah, disitu pula engkau bersekolah”,

“ Tapi”,  belum sempat Azis melanjutkan kata katanya Meilan memotong pembicaraan Azis.

“ Aku tahu apa yang kau gusarkan. Semuanya nanti aku yang mengaturnya, yang penting setelah kita menerima izazah, kan kuberitahu dimana kita bersekolah?”. Azis diam diam memegang tangan Meilan. Tak ada yang melihat adengan ini, karena para siswa yang semula duduk dikursinya berdiri dan berjoget dibawah panggung. Meilan juga menggenggam erat tangan remaja yang di cintainya ini.

Dari atas panggung pembawa acara mendaulat agar Azis dan Meilan naik keatas panggung untuk bernyanyi berdua. Mendengar ini Azis menjadi kelabakan, bukan karena dia tak pandai bernyanyi, tapi melainkan dia merasa enggan dan bercampur malu bernyanyi secara duet dengan Meilan. Berbeda dengan Meilan, sedikitpun tak tampak kegelisahannya kitika namanya dipanggil untuk naik keatas pentas bersama Azis. Malah ada kebanggaan dihatinya bisa bernyanyi duet dengan lelaki pujaannya.

Suana semakin meriah, tak henti hentinya teman teman Azis dan Meilan untuk menyuruh dua sejoli ini segera naik keatas pentas. Bahkan suara suara itu juga terdengar dari beberapa orang guru yang duduk dibarisan depan panggung.

Azis dan Meilan belum juga berdiri dari tempat duduknya, melihat ini teman teman Azis dan Meilan mendatangi mereka, dengan suara yang bersorak sorak mereka menggiring azis dan Meilan untuk naik keatas pentas. Lokasi acara perpisahan para siswa kelas tiga SMP ini tidak berada didalam ruangan, tapi melainkan mengambil tempat dihalama sekolah yang dipasang tenda. Sehingga yang menonton acara itu bukan saja kalangan murid kelas tiga SMP, tapi juga disana berbaur murid murid kelas satu dan dua.

Azis dan Meilan akhirnya naik keatas panggung atas giringan para rekan rekannya. Setelah keduanya berada diatas pentas, tepuk tangan untuk Azis dan Meilanpun terdengar dengan gemuruhnya. Teman teman Azis dan Meilan dari bawah panggung meminta agar Azis dan Meilan melantunkan lagu yang mereka sebutkan, sementara itu ada juga seorang guru yang meminta agar keduanya menyanyikan lagu yang disebutkannya. Meilan dan Azis terlihat melakukan  kompromi lagu apa yang akan mereka nyanyikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun