Akan tetapi alangkah bijaknya jika Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan timnya meniru sikap Al Gore ketika menjadi Calon Presiden Amerika Serikat yang didukung oleh Partai Demokrat dengan saingannya Gorge Bush yang didukung oleh Partai Republik pada Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 2000.
Dalam perolehan angka, Al Gore sebenarnya memperoleh suara terbanyak, namun dalam tingkat sebaran perolehan suara, Al Gore kalah dibanding Bush. Begitu penyelenggara Pemilu membuka perolehan suara, Al Gore langsung mengucapkan selamat kepada Bush, karena Al Gore mantan Wakil Presiden di era Presiden Bill Clinton itu menyadari akan kekalahannya terhadap Gorge Bush.
Sikap yang diperlihatkan oleh Al Gore, memperlihatkan kerendahan hati dari seorang calon pemimpin yang memahami makna dari sebuah kompetisi dalam demokrasi. Al Gore beserta timnya menyikapi kekalahannya dengan menghormati hasil yang ada. Selisih 8.221.398 suara bukanlah hal yang signifikan dalam kekalahan dari suatu kompetisi. Namun perolehan suara yang diperoleh walaupun kalah masih membuktikan bahwa Prabowo – Hatta Rajasa diterima rakyat Indonesia sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden.
Lantas kenapa Prabowo – Hatta Rajasa dan timnya tidak bisa legowo untuk menerima kekalahan itu. Hal ini tak lain disebabkan adanya kepentingan elite politik tubuh para Partai koalisi yang dibangun oleh Prabowo dan Hatta Rajasa. Pertarungan elit politik ini ujang-ujungnya tak lain bermuara kepada pembagian jatah kursi di parlemen. Walaupun ada partai yang membantah hal itu. Tapi bantahan yang disampaikan persis seperti malu-malunya kucing, tapi di belakang tetap meong-meong.
Harapan dan Kenyataan
Terlepas dari adanya kepentingan elite politik dalam sengketa suara Pilpres 2014, bangsa Indonesia berharap bahwa hasil Perolehan Suara Pilpres 2014, jangan sampai memicu terjadi perpecahan di tengah-tengah bangsa ini.
Jika prediksi banyak pihak yang mengatakan MK tidak akan memenangkan gugatan yang dilakukan oleh pasangan calon Presiden Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan timnya, bangsa Indonesia berharap agar Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan timnya dapat menerima kenyataan ini.
Persoalan kalah menang dalam sebuah kompetisi adalah persoalan yang biasa. Akan tetapi persoalan persatuan bangsa dan negara dalam rumpun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah persoalan yang luar biasa, yang harus dinomorsatukan. Pilihan boleh berbeda, warna baju boleh berupa, tapi kita harus tetap dalam lingkaran Merah Putih dan NKRI. Jangan Robek Merah Putihku. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H