Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PT PLN Perusahaan Milik Siapa

24 September 2014   22:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:39 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan kerisis listrik di negeri ini dari tahun ketahun terus menuwai komplik, bak benang kusut di urai yang satu berbelit yang lain. Di manapun di negeri ini kerisis listrik tetap sama saja, hidup dan mati secara bergiliran. Persoalannyapun semakin pelik tampa ada yang pernah  mengaku untuk bertanggungjawab atas terjadinya kerisis listrik itu.

Sejak Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),dan sekarang sebagai menteri di kementerian Badan Usahan Milik Negara (BUMN) yang mempunyai niat dan keinginan agar persoalan listrik tidak lagi menjadi issue nasional di negeri ini, kerja keras sang Dahlan Iskan hanya melahirkan sebuah kegagalan, listrik tetap saja hidup dan mati sepanjang hari.

Persoalan kerisis Listrik ini tidak saja terjadi di Sumatera Utara, tempat di mana air terjun Sampuran Harimau di Sigura Gura Tapanuli Utara (Taput) dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dapat menerangai pulau Sumatera. Tapi ternyata setelah PLTA selesai di bangun jangankan nuntuk menerangi Pulau Sumatera, untuk menerangi Sumatera Utara (Sumut) saja PLTA si Gura Gura tidak mampu.

Lisatrik yang di hasilkan oleh PLTA Si Gura Gura hanya mampu untuk menghidupkan turbin pada tungku peleburan Alumanium milik PT Inalum Asahan yang berada di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. Dan kontrak penggunaan PLTA Sigura Gura dan PT Inalum Asahan  dengan Investor Jepang akan berakhir pada tahun 2020.

Akibat tidak terpenuhinya pasokan listrik dari PLTA Sigura Gura, Sumut hanya mengandalkan pasokan listrik dari Pembangkit  Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berada di Sicanang Belawan. PLTU Sicanangpun ternyata tidak mampu untuk menerangi 33 kota/Kabupaten yang ada di Sumatera Utara, terpaksalah terjadi pemadaman bergilir secara massif dan terencana.

Kerisis Listrik sebenarnya tidak saja dialami oleh Sumut , tapi melainkan kerisis listrik ini terjadi secara nasional. Hampir di seluruh Provinsi yang ada di Indonesia mengalami Kerisis Listrik yang sama. Namun yang mengherankan di beberapa Prpvinsi di mana daerah kota/Kabupaten nya yang masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), juga mengalami kerisis listrik yang sama. Pada hal tidak ada hubungannya antara daerah yang menggunakan arus listrik yang bersumber dari satu tranmisi dengan daerah yang masih menggunakan PLTD di daerah nya masing masing.

Provinsi Riau misalnya. Di beberapa kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Riau masih mengandalkan jasa PLTD. Namunpun begitu kerisis listrik tetap juga terjadi di kota/Kabupaten yang memiliki masing masing PLTD. Yang anehnya PLTD yang satu dengan yang lainnya di masing masing kota/Kabupaten,  dalam hal masalah kerisis listrik bisa terjadi secara serentak.

Pemadaman listrik secara bergilirpun terjadi. Ada yang hari ini listriknya mati, besoknya hidup. Ada yang dua hari listriknya menyala, satu hari mati. Alasan kelasikpun menghiasi bibir para petinggi PT PLN. Mesin mengalami kerusakan, atau alasannya Bahan Bakar minyak (BBM) nya ngadat.

Jawaban yang tidak masuk akal itu sering di dengung dengungkan oleh para petinggi PT  PLN. Mana mungkin PLTD Kabupaten Rokan Hilir missal nya yang rusak, apakah juga PLTD kota Dumai dan PLTD Palelawan juga turut rusak secara bersamaan? Tentu hal ini tidak masuk di akal. Operasional PLTD memang rentan untuk di korupsi. Satu jam saja listrik mati berapa liter BBM nya yang bisa di sedot untuk di jadikan uang dan masuk kekocek para petinggi PT PLN.

Tapi sampai sejauh ini perhatian para penegak hukum belum terpikir untuk melakukan penyidikan ada nya dugaan korupsi di tubuh PT  PLN yang menggunakan PLTD. Para penegak hukum sudah selayaklah untuk melakukan penyelidikan terhadap PT PLN di daerah yang menggunakan PLTD namun mengalami kerisis listrik. Alasan mesin rusak yang di berikan oleh para petinggi PT PLN itu perlu untuk di teliti kebenarannya.

Kinerja Yang Buruk :

Yang tragisnya kerisis listrik ini tidak pula di barengi dengan  pelayanan yang baik yang di berikan oleh PT PLN kepada konsumennya. Listrik mati, pembayaran rekening membengkak. Jika tertunggak dua bulan petugas PLN langsung datang kerumah untuk memutus hubungan arus listrik. PT  PLN hanya pandai menuntut haknya, setiap konsumen yang menggunakan jasa listrik harus membayar. Sementara dalam hal kewajiban Listrik harus hidup PT  PLN sering mengabaikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun