[caption id="attachment_389140" align="aligncenter" width="520" caption="Ilustrasi/fhoto Google"][/caption]
Setiap terjadinya kecelakaan terhadap pesawat udara, intelizen dalam melakukan analisa tidak terlepas dari aksi terror yang di lakukan oleh Teroris. Kalaupun pesawat tidak di bajak, atau pesawat meledak di udara, atau jatuh kedasar samudra dan hutan belantara, analisa yang di lakukan oleh intelizen penyebabnya adalah “human herror” atau sabotase yang di lakukan oleh sekelompok orang.
Hilangnya pesawat MH 370 milik Maskapai Penerbangan Malaysia ketika dalam perjalanan nya dari Bandara Kuala Lumpur Malaysia menuju Beixing Cina, dimana sampai saat ini jangankanbangkai pesawatnya di temukan, kabar berita tentang keberandaannyapun tidak di ketahui sama sekali. Kemudian di tembaknya pesawat MH 317 yang juga milik Maskapai Penerbangan Malaysia dari Jerman Menuju Malaysia. Lagi lagi anlisa yang di lakukan oleh intelizen juga mengarah kepada aksi terror yang di lakukan oleh sekelompok orang kepada Negara Malaysia.
Kemudian hilang kontaknya pesawat AirAsia QZ8501 dalam penerbangannya dari Bandara Ir Juanda Surabaya ke Bandara Changi Singapura 28 Desember 2014, kemudian di ketahui bahwa pesawat naas itu jatuh di Selat karimata Kalimanta Timur. Pihak intelizen dalam pengamatannya juga tidak terlepas dengan aksi terror yang di tujukan kepada Negara Malaysia. Karena markas maskapai Penerbangan itu berada di Negara Malaysia.
Nah benarkah semua analisa yang di lakukan oleh intelizen terhadap kecelakaan yang terjadi terhadap pesawat udara di sebabkan adanya aksi terror yang di lakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan teroris?. Ternyata analisa yang di lakukan oleh intelizen terhadap terjadinya kecelakaan pesawat udara tidak selamanya benar.
Terbukti kecelakaan yang di alami oleh pesawat terbang AirAsia Minggu 28 Desember 2014 yang jatuh di Selat karimata Kalimantan timur, adalah merupakan kecelakaan murni di akibatkan buruknya cuaca ketika penerbangan Air Asia berlangsung. Analisa tersebut berdasarkan dari berbagai keterangan yang di berikan oleh pihak Maskapai Pnerbangan AirAsia, sampai kepada keterangan yang di berikan oleh petugas pengawas control penerbangan yang berada di bandara Ir Juanda dan Bandara Soekarno Hatta. Di tambah lagi dengan keterangan keterangan yang di berikan oleh para pakar penerbangan di berbagai messmedia, mematahkan analisa dari para intelizen yang sempat mencuat.
Kita tidak mengatakan bahwa analisa yang di lakukan oleh intelizen berkaitan dengan terjadinya kecelakaan terhadap pesawat udara tidak akurat. Sesuai dengan disiflin ilmu yang mereka pelajari dan mereka peraktekkan tetaplah seperti itu. Tugas intelizen adalah untuk melakukan penyelidikan suatu perkara yang terjadi sementara terjadinya perkara itu masih samar apa penyebabnya. Intelizenlah yang melakukan penyelidikan, sebab sebab terjadinya perkara itu.
Teringat tentang intelizen penulis teringat akan cerita film kartun “ Detektif Konan “ yang pernah tayang di televise swasta di negeri ini. Kisah detektif konan dalam mengungkap suatu perkara sungguh sangat piawai. Tokoh konan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), kemudian melakukan kompirmasi kepada para saksi saksi, yang ketika kejadian perkara terjadi mereka ada di lokasi kejadian. Kemudian Detektif itu menyimpulkan penyebab terjadinya perkara dan bahkan Konan mengetahui siapa pelakunya. Pendek kata analisa yang di lakukan oleh Detektif Konan tidak pernah melenceng dari apa yang di analisanya. Tentu cerita ini hanya ada di TV dan bukan di alam nyata.
Karena di siplin ilmu yang di pelajarinya seperti itu, maka jika ada setiap peristiwa yang terjadi, pengamatan yang di lakukan oleh intelizen pertama adalah menyangkut pautkan peristiwa dengan aksi terror yang di lakukan oleh para teroris. Walaupun belakangan bahwa peristiwa tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan aksi terror yang di lakukan oleh teroris seperti yang di analisa oleh intelizen, itu urusan belakangan.
Hanya saja terkadang masyarakat mudah untuk menelan impormasi yang di sampaikan oleh intelizen. Kemudian analisa yang di ketengahkan oleh intelizen itu di tangkap oleh masyarakat, kemudian disampaikan dari mulut kemulut sehingga menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat. Walaupun akhirnya analisa itu menjadi mentah belakangan karena di temukan bukti bukti lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan aksi terror yang di lakukan oleh para kelompok teroris.
Namun bagi intelizen walaupun analisanya tidak tepat, baginya itu bukan persoalan. Yang penting intelizen itu harus melakukan penyelidikan, kemudian melakukan analisa dari hasil penyelidikannya, baru mengambil kesimpulan dari apa yang di selidikinya dan di analisanya. Benar atau tidak analisa yang di sampaikannya tidak menjadi beban bagi para intelizen. Makanya tidak semua anlisa yang di lakukan oleh intelizen itu semua benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H