Berikut ini catatan kajian rutin tiap Kamis ba’da Magrib di Masjid Mujahidin Perak Surabaya yang diisi oleh Ustadz Aunur Rofiq dari Al-Furqon Gresik. Pada pertemuan Kamis 14 Safar 1437 / 26 November 2015 ini melanjutkan bab Bid’ah, yaitu mengenai penyebab jatuh pada kebid’ahan.
Untuk mendengar rekamannya bisa langsung ke website AyoDakwah.com. (Apa itu AyoDakwah.com?)
Selamat menyimak catatan di bawah ini.
***
- Pada pertemuan yang lalu telah dibahas bahwa bid’ah adalah sesuatu yang baru. Ada dua macam:
- Dalam perkara dunia, asalnya adalah halal selama tidak ada dalil yang melarang dan tidak menimbulkan mudhorot.
- Dalam urusan akidah dan agama, semuanya haram.
- Bid’ah muncul dan menyebar luas setelah wafatnya sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu anhu, yang dibunuh oleh orang munafik.
- Setelah wafatnya Utsman bin Affan radhiyallahu anhu muncullah berbagai macam kesesatan:
- Murji’ah yang mengatakan bahwa iman itu hanya keyakinan, terpisah dengan amalan.
- Qodariyah, yang mengingkari takdir.
- Syiah yang mengkultuskan Ali radhiyallahu anhu
- Khowarij yang mengkafirkan Ali radhiyallahu anhu
- Mengapa sebelum Utsman bin Affan radhiyallahu anhu wafat tidak ada bid’ah? Karena mereka memiliki prinsip yang sama.
- Lihat Quran surat Al An’am ayat 153:
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa”.
- Jalan yang haq itu cuma satu. Ikuti jalan yang satu itu. Jangan ikuti jalan yang lain.
- Kenapa Allah tidak membuat satu jalan saja? Kenapa harus ada banyak pilihan jalan? Yaitu untuk menguji kita.
- Kenapa harus mengikuti jalan yang satu itu? Agar tidak terpecah belah.
- Membaca Quran saja tidak cukup. Tapi harus mengamalkannya.
- Penyebab jatuhnya manusia pada bid’ah, antara lain:
- Bodoh dan tidak tahu hukum Islam tapi tidak mau menuntut ilmu
Bisa jadi belum tahu, namun bisa juga tidak mau menerima kebenaran. Tidak mau menuntut ilmu.
Kebenaran itu diperoleh dengan belajar. Agar penyakit bid’ah hilang, resepnya dengan menuntut ilmu.
Orang yang tidak tahu ilmu, kalau ngomong fatwanya ngawur!
- Mengikuti hawa nafsu
Orang yang seperti ini tahu ilmunya, tapi menolak ilmu itu. Justru orang seperti ini yang paling bahaya. Orang seperti ini biasanya mengajak manusia untuk jauh dari yang haq.
Dalil mengenai orang yang mengikuti hawa nafsunya adalah Al Qashash ayat 50.
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Tidak ada orang yang paling tersesat kecuali orang yang malah mengikuti hawa nafsu setelah mengetahui kebenaran.
Lebih mudah mengajak kebenaran kepada orang awam, dari pada orang yang sudah tahu ilmu (tapi mengikuti hawa nafsu –pen).
Perhatikan Surat Al Jaatsiyah ayat 23:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”
Tidak pasti orang yang tahu kebenaran pasti dapat istiqomah. Contohnya iblis. Dia tahu kebenaran tapi dia menolak perintah Allah karena mengikuti hawa nafsu.
- Fanatik kepada pendapatnya orang atau kelompoknya
Lihat Quran surat Al Baqarah ayat 170:
Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.
Disuruh kembali pada Quran dan Sunnah, mereka malah kembali pada kitab-kitab lain dan tidak mau kembali pada Quran dan Sunnah.
Hal ini banyak dilakukan oleh orang-orang kebatinan dan tasawuf-tasawuf tertentu.
- Mengikuti jejaknya orang kafir
Karena keterbatasan waktu, maka mengenai hal ini dan setelahnya, akan kita bahas di pertemuan selanjutnya.
***
Semoga bermanfaat!
Surabaya, 27 November 2015
“Ikatlah ilmu dengan tulisan”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H