Mohon tunggu...
Wisnuaji Gagat Priambada
Wisnuaji Gagat Priambada Mohon Tunggu... lainnya -

Lelaki yang 'terpaksa' mencari nafkah di dunia IT. Penikmat kopi. Sangat benci ketika kopi di cangkir sudah habis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Catatan Kilat, Sistem Analis dan Peranannya dalam Pengembangan Sistem

6 Oktober 2015   10:29 Diperbarui: 6 Oktober 2015   11:04 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
analisis-dan-perancangan-sistem-informasi

Setelah sekian lama tidak menulis tentang IT, akhirnya menulis lagi tentang bidang ini. Memang insprasi menulis bisa datang dari mana saja. Termasuk dari ketidaktahuan salah seorang orang kantor saya mengenai apa itu analis sistem. Namun ketidaktahuannya malah menimbulkan ke-salahpaham-an (atau ke-soktahu-an) yang berlebih. Ya dimaklumi saja, namanya juga manusia :D

 

Apa itu analis sistem? Anda bisa dengan mudah mendapatkan dengan googling sebentar saja. Artikel mengenainya bertebaran di internet. Karenanya saya tak tertarik mendefinisikan ulang. Saya coba kutip saja salah satunya dari wikipedia, karena saya rasa cukup komperehensif dan mudah dipahami.

Analis sistem adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penelitian, perencanaan, pengkoordinasian, dan merekomendasikan pemilihan perangkat lunak dan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi bisnis atau perusahaan. Analis sistem memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengembangan sistem. Seorang analis sistem harus memiliki setidaknya empat keahlian: analisis, teknis, manajerial, dan interpersonal (berkomunikasi dengan orang lain).

Itu kata wikipedia. Kurang lebih seperti itu lah analis sistem.

Dalam pengalaman saya (yang masih cetek ini), analis sistem bisa dijadikan sebuah jabatan struktural dalam struktur organisasi, namun bisa juga tidak. Beberapa cerita kawan saya yang bekerja di perusahaan lain mengatakan bahwa jabatan analis sistem ini menjadi sebuah jabatan struktural di kantornya. Namun di beberapa perusahaan lain (termasuk di tempat saya bekerja), jabatan analis sistem merupakan jabatan ad-hoc. Yang mana dalam sebuah project dia bisa menjadi sistem analis, namun dalam project yang lain dia berperan sebagai peran lainnya (programmer, misalnya).

Satu hal yang pasti, analis sistem harus memahami konsep dasar pengembangan sistem. Minimal siklus pengembangan sistem informasi. Karena tanpa pemahaman mengenai hal ini, pengembangan sistem menjadi tak beraturan. Atau istilahnya “koboi-an”. Hehe..Project yang dikerjakan secara “koboi-an” hampir bisa dipastikan menimbulkan banyak masalah pada saat pengerjaan maupun implementasi.

Selain itu, analis sistem diharapkan memahami proses dalam pemrograman. Memang tidak harus menguasai secara detil semua bahasa pemrograman, namun pemahaman terkait cara kerja pemrograman wajib dikuasai. Bayangkan, ketika analis sistem tidak memahami proses, bisa-bisa dia akan menyuruh seorang programmer menyelesaikan dalam 2 hari sebuah modul yang seharusnya baru selesai dalam 1 minggu. Sama halnya dengan seorang chef yang tidak paham proses maka akan menugaskan asistennya memasak nasi goreng dalam 1 menit. Hellow???

Seorang analis sistem juga harus memiliki insting yang kuat dalam mengidentifikasi masalah. Karena sistem analis dituntut untuk melakukan penalaran terhadap sebuah masalah dan memberikan solusi secara sistematis. Hal ini menuntut seorang analis sistem selalu berpikir global, namun dapat merumuskannya ke dalam potongan-potongan kecil solusi terhadap masalah tersebut.

Skill yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan komunikasi. Karena salah satu tugas analis sistem adalah mengkomunikasikan antara user atau klien dengan para punggawa teknis seperti programmer, tester dan lainnya. Jika sampai salah mengkomunikasikan kebutuhan user, maka salah pula sistem yang dibangun. Skill ini sering luput dari seorang engineer.Mereka berpikir dengan menguasai skill teknis pemrograman sudah lah cukup. Akhirnya, ketika berkomunikasi dengan user akan kesulitan dalam menerjemahkan keinginan mereka maupun menyampaikan opsi-opsi dari gagasan kita.

Dengan kemampuan komunikasi ini seorang analis sistem dapat mengarahkan user agar tetap on the track. Karena terkadang user terlalu banyak permintaan yang sebenarnya itu sudah di luar lingkup kerja yang disepakati. Mungkin juga karena ini lah, seorang sistem analis seringdikatain “jago ngeles” …hehe… Padahal sebenarnya bukan ngeles, tapi menjaga agar project tetap dalam jalur yang benar. Cieeee….

Oh iya… yang tak kalah penting adalah kemampuan untuk sabar. Hehe… Sabar dalam menghadapi user yang rewel, minta fitur di luar scope, tidak bisa mengkomunikasikan keinginannya, meremehkan jadwal, dan sebagainya. Juga harus sabar ketika seorang sistem analis dikatain “kerjaannya cuma ngomong dan nyuruh-nyuruh”. Karena memang kelihatannya cuma ngobrol sama user lalu nyuruh ini itu ke programmer.Hehehe… Padahal, kalau menurut saya, tanpa bermaksud mengecilkan peran anggota tim yang lain, justru peran analis sistem lah yang paling krusial dalam pengembangan sistem informasi. Salah analisa, salah pula hasil akhirnya. Akhirnya analis sistemlah yang jadi tempat sampah caci maki gara-gara salah analisa.

Selain itu juga harus sabar dalam bekerja sama dengan anggota tim teknis internal, seperti programmer, desainer UI dan sebagainya. Karena karakter orang berbeda-beda, tentu beda pula cara komunikasinya. Itu sebabnya skill manajemen SDM pun setidaknya juga perlu dipahami oleh sistem analis.

 

Surabaya, 6 Oktober 2015

***

Dipublikasi ulang dari blog saya

Gambar ilustrasi diambil dari: https://kaorukasugafumi.files.wordpress.com

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun