Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Adegan dalam Sinetron yang Semakin Relate dengan Saya

12 Juni 2021   12:34 Diperbarui: 12 Juni 2021   12:56 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sinetron(AndreyPopov)

Sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai generasi 90an saya tentu saja banyak menonton sinetron di televisi. Jangan salah, sinetron yang tayang saat itu jauh lebih berkualitas dibandingkan sinetron zaman sekarang. Saat itu, favorit saya tentu saja adalah sinetron Keluarga Cemara, Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Si Doel, sampai Tersanjung. Kalau sekarang hanya Preman Pensiun saja sinetron saya bela-belain tonton soalnya masih sangat berkualiats dibanding sinetron lainnya.

Selanjutnya ya sinetron yang saya saksikan secara sekilas saja, seperti Cinta Fitri dan Tukang Bubur Naik Haji maupun FTV SCTV dan Sinetron Hidayah Indosiar yang tiap hari ganti-ganti judul ceritanya itu-itu saja sih. Konfliknya hanya berupa konflik keluarga yang rebutan warisan, anak yang durhaka kepada orang tuanya, sampai anak dan cucu yang rebutan posisi direktur pada perusahaan keluarga selepas kepala keluarga meninggal dunia. Saat saya kecil saya cuma geleng-geleng kepala saja melihat kelakukan para tokoh dalam sinetron.

Sayangnya, di tahun 2021, saya melihat beberapa adegan yang saya lihat pada sinetron ini sangat relate sekali dengan saya meskipun saya tidak mengalaminya secara langsung, hanya menyaksikannya saja dari kejauhan. Apa saja adegan dalam sinetron tersebut yang saya saksikan? Inilah adegan-adegan tersebut.

#Rebutan Warisan

Dulu saya mikir rebutan warisan mah cuma di sinetron doang. Sekarang saya menyaksikan sejumlah teman dan sanak saudara saya rebutan warisan! Ya memang sih gak lebay kayak di sinetron yang sampai pakai pengacara dan dibawa ke pengadilan segala karena hartanya tidak sebanyak Jeff Bezos atau Keluarga Cendana.

Salah satu rebutan warisan yang saya lihat terjadi ketika paman dan bibi saya wafat, dan anak-anaknya rebutan rumah peninggalan orang tua mereka. Ya rebutannya juga gak pake baku hantam atau ke pengadilan segala tapi saya melihat rumah peninggalan paman dan bibi saya ini beberapa bulan tidak terurus karena sengketa tersebut. Ya ujung-ujungnya rumah tersebut disekat doang biar semuanya kebagian dengan adil.

Lalu ada teman saya, yang setelah orang tuanya wafat, rumahnya dijual dan pembagian uangnya malah menimbulkan konflik karena kakak beradiknya malah saling mengklaim untuk mendapatkan jatah yang lebih banyak dari saudara lainnya dengan alasan memiliki anak yang lebih banyak atau merasa lebih berjasa dalam merawat orang tua mereka. Untungnya saya anak tunggal jadi gak akan rebutan warisan sama sekali, tapi ayah saya juga meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan sama sekali sih, jadi ya sama saja.

#Anak Durhaka

Sama seperti rebutan warisan, saya pikir anak durhaka cuma ada di sinetron doang. Sekarang saya menyaksikan ada juga teman dan sanak saudara yang berbuat jahat kepada orang tua yang telah melahirkan mereka.

Ya memang sih, yang saya ceritakan ini gak sampai kayak Malin Kundang yang tidak mengakui keberadaan ibu kandungnya atau sampai tega membunuh orang tuanya. Tapi dalam kasus ini, ada saudara saya yang tidak merawat ibu kandungnya sebagaimana mestinya, seperti tidak meluangkan waktu agar bisa mengantar ibunya ke rumah sakit untuk berobat. Atau tidak menghabiskan banyak waktu dengan ibu kandung mereka di rumah, padahal rumahnya berdekatan. Bahkan ada yang satu rumah tapi tetap jarang bertemu soalnya si anak kerja sampai malam dan kamar sang ibu di lantai satu, dan kamar sang anak di lantai dua. Ada juga yang dengan tega menitipkan anaknya kepada orang tua mereka begitu saja karena mereka sibuk bekerja.

#Kakak Beradik yang Bermusuhan

Seperti poin pertama, saya pikir kakak beradik yang bermusuhan itu hanya ada di sinetron saja. Saya salah, ini terjadi juga di dunia nyata. Bedanya, perkara yang jadi biang permusuhan ini bukan rebutan warisan, lebih ke masalah pribadi yang tidak diselesaikan secara baik-baik dalam sebuah dialog terbuka. Dan untungnya ini tidak sampai saling bunuh dan baku hantam seperti yang digambarkan di sinetron.

Saya melihat ada sanak saudara dan teman saya, kakak beradik yang bahkan tidak saling bertemu selama tiga tahun! Momen istimewa Idul Fitri, Idul Adha, Natal, atau hari raya lainnya, mereka tidak bertemu sama sekali. Mungkin bertegur sapa via WhatsApp atau media sosial lainnya saja tidak. Malah ada yang bertemu ketika ada sanak saudara lainnya yang meninggal dunia. Itu pun tidak sengaja bertemu di sana.

Akar konflik ini saya lihat bisa dimulai dari persaingan antar kakak beradik yang terjadi sejak anak-anak dan remaja, hingga kecemburuan karena melihat saudaranya yang jauh lebih sukses dalam hidupnya, maupun rasa sakit hati yang tidak disengaja, namun tidak diungkapkan sama sekali oleh pihak yang merasa sakit hati, akhirnya mereka jadi bermusuhan, tidak saling tegur sapa selama bertahun-tahun, tetap dipendam, tapi tidak diungkapkan dengan cara berdialog tatap muka sama sekali.

#Kacang Lupa Akan Kulitnya

Poin terakhir ini adalah terjadi ketika ada orang yang lupa balas budi pada orang yang telah berjasa pada hidupnya. Misalnya, ada yang selama jadi mahasiswa diizinkan untuk menumpang tinggal di rumah pamannya yang dekat kampus, lalu 10 hingga 20 tahun kemudian seolah lupa dengan hal tersebut dengan tidak membalas jasa pamannya tersebut. Mungkin pamannya tidak berharap dibalas secara materi, minimal mah dengan silaturami secara berkala, atau minimal via telepon jika beda kota. Tapi saya melihat ada yang sampai tidak menelpon selama bertahun-tahun, bahkan ketika menikah pun tega tidak mengundang pamannya tersebut. Akhirnya, hal tersebut jadi bahan pertikaian mereka.

Selain itu, ada contoh lainnya. Yakni ada teman saya yang kerap kali menolong teman lainnya saat sedang susah seperti meminjaminya sejumlah uang, namun selang beberapa tahun, hutang tersebut tidak dibayar, dan mereka berdua tidak lagi berhubungan sama sekali selama bertahun-tahun, hilang tanpa jejak, bahkan tidak saling tegur sapa di WhatsApp sekalipun. Ketika tidak sengaja bertemu ketika reuni sekolah, mereka seolah-olah tidak mengenal satu sama lain dan duduk saling berjauhan padahal dulu sampai dianggap pasangan gay karena kemana-mana selalu bersama saat sekolah.

Dulu saya pikir cerita yang saya sebutkan di atas itu cuma ada di sinetron doang. Tapi ternyata sekarang cerita di sinetron tadi cukup relate meskipun tidak didramatisir seperti sinetron-sinetron tersebut sih. Cuma ya, dijadikan pelajaran aja deh biar gak sampai terjadi di kehidupan kita ini ya. Hidup sudah susah, jangan banyak drama deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun