Mohon tunggu...
Wisnu Triwibowo
Wisnu Triwibowo Mohon Tunggu... Sales - Memulai untuk menulis kembali

Digital marketing yang memulai untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Melihat Dinamika Digitalisasi Televisi Indonesia

10 Agustus 2021   11:39 Diperbarui: 10 Agustus 2021   12:38 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, televisi menjadi media hiburan yang paling istimewa. Hidup di perkampungan kecil di tengah perkebunan sawit Sumatera yang jauh dari kota membuat saya tidak memiliki banyak hiburan. Setiap hari saya habiskan dengan bermain permainan tradisional bersama teman-teman. 

Adapun menonton televisi hanya dilakukan pada malam hari atau saat hari besar perayaan Umat Islam karena belum tersedianya listrik kala itu. 

Di perkampungan yang dihuni oleh 30 kepala keluarga ini televisi menjelma menjadi media yang dapat menyatukan tiap orang. Televisi mengumpulkan kita semua untuk duduk bersama menikmati tayangan tayangan favorit sembari menemani waktu istirahat kita. Biasanya televisi akan dinyalakan mulai pukul 19.00 – 23.00 WIB.

Bila malam tiba, selepas mengaji saya bersama teman-teman akan berlarian mengunjungi rumah salah satu penduduk yang memiliki televisi. Ya, saat itu di kampung hanya ada satu televisi. Kita saling berebut untuk duduk paling depan agar dapat melihat tayangan dari dekat. 

Namun tak jarang, gambar yang dihasilkan sering kali tidak jelas. Tayangan sering kabur karena posisi parabola yang tidak sesuai dan kita selalu senang bergantian memutar parabola hingga mendapatkan gambar yang sedikit lebih jelas. Jika hujan turun sudah tentu tayangan akan hilang dan kita tidak bisa menikmati tayangan televisi.

Beranjak dewasa, harus diakui televisi tetap menjadi salah satu media yang sangat informatif. Beragam informasi disuguhkan silih berganti oleh beragam stasiun televisi. 

Hal ini yang membuat televisi tetap bertahan dan tidak lekang oleh perkembangan zaman. Walaupun banyak media yang bisa memberikan informasi saat ini, televisi tetap memiliki tempat tersendiri di hati penikmatnya. Makin kesini dunia televisi semakin adaptif mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Kini kita tidak lagi menonton televisi dengan gambar yang buram dan suara yang tidak jelas. Migrasi televisi analog ke televisi digital membuat tayangan televisi jauh lebih berkualitas baik dari segi gambar, audio dan pilihan tayangan yang semakin beragam. Televisi digital sendiri menggunakan modulasi sinyal digital untuk menghasilkan audio, visual dan data ke dalam pesawat televisi dengan kualitas lebih tinggi untuk meningkatkan pengalaman menonton televisi yang lebih maksimal.

Saat ini, kita telah memasuki era transformasi digital 4.0. Era ini menjadikan semua sektor media dan komunikasi semakin kompetitif mengikuti perkembangan zaman. Televisi tetap menjadi salah satu media yang tidak terganti dalam transformasi digital. Televisi justru menjelma menjadi media yang semakin menarik. 

Kita lihat saja televisi saat ini bisa menghasilkan gambar jernih persis seperti aslinya, kualitas suara yang benar benar bagus dan pilihan saluran hiburan yang begitu beragam. Tranformasi digital televisi sangat sejalan dengan program pemerintah untuk melakukan digitalisasi. Berkat migrasi televisi analog menjadi televisi digital menjadikan siaran televisi yang dihasilkan lebih optimal.

Migrasi televisi analog menjadi televisi digital juga akan memberikan beragam dampak positif. Selama ini televisi analog memanfaatkan pita frekuensi 700 Mhz dan bermigrasi ke frekuensi 112 Mhz. Migrasi ini dapat membuat pengembangan internet lebih maksimal. Bayangkan jika kapasitas dan kualitas internet kita meningkat. Berapa banyak sektor yang akan merasakan dampak positif tersebut.

Mari kita lihat dengan lebih mendalam manfaat migrasi televisi ini. Migrasi akan menghasilkan frekuensi yang dapat dikembangkan untuk pengembangan jaringan 5G. 

Jaringan internet akan lebih optimal dalam mengembangkan digitalisasi di Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak secara langsung terhadap dunia digital dan kreatif yang sedang berkembang di Indonesia. Selain itu, migrasi membantu beragam bisnis baru tumbuh dan membuka lapangan kerja. 

Migrasi ini juga akan memberikan dampak positif terhadap PDB Indonesia. Lima tahun ke depan diproyeksikan migrasi ini akan memberikan PDB sebesar 443 Trilyun terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka yang sangat fantastis bukan?

Perkembangan dunia digital kini bukan lagi sebagai masa depan Indonesia. Dunia digital telah berkembang persis di depan mata dan kita harus bersiap menghadapi perkembangan ini dengan menyesuaikan diri dan mengikuti arus perkembangan teknologi. Salah satu hal yang paling mudah untuk bermigrasi adalah layanan televisi analog menjadi layanan televisi digital. 

Migrasi ini akan mendukung percepatan transformasi digital yang sedang dijalankan oleh pemerintah yang sedang gencar mendigitalisasi seluruh sektor di Indonesia.

Migrasi televisi analog menjadi televisi digital bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, apalagi oleh masyarakat di daerah dan awam terhadap perkembangan dunia digital. 

Migrasi ini hanya mengalihkan televisi analog dan menadji televisi digital. Perlu diketahui, televisi digital bukanlah televisi yang berbayar, memakai pulsa apalagi internet. Migrasi ini tidak akan menjadi beban untuk masyarakat yang kurang mampu untuk menikmati tayangan. 

Pemerintah sendiri telah memfasilitasi dengan memberikan perangkat Set Top Box untuk memudahkan peralihan televisi analog menjadi televisi digital.

Pemerintah mulai melaksanakan migrasi ini secara bertahap sambil memberikan edukasi terhadap masyarkat. Migrasi ini sendiri merupakan amanat dari UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dimana didalamnya mengatur bahwa penyelenggaran penyiaran dilaksanakan menikuti perkembangan teknologi, termasuk migrasi penyiaran dari teknologi analog ke teknologi digital. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam migrasi televisi analog menjadi televisi digital.

Jika mengingat bagaimana saya tumbuh dahulu membuat tersenyum dan bersyukur. Ya, saya sangat menikmati menonton televisi analog ramai ramai bersama teman-teman. Masih terekam jelas tayangan tayangan yang saya tonton yang memberikan beragam wawasan dalam pengembangan pribadi saya. 

Kini menginjak dewasa, saya tetap menikmati menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Selepas pulang kerja, sambil beristirahat saya menyempatkan diri untuk melihat berita untuk menambah wawasan. Bedanya, kini saya bisa menikmati tayangan televisi dengan tampilan yang semakin berkulitas dan semua ini berkat televisi digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun