Mohon tunggu...
Muhamad Wisnu
Muhamad Wisnu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hubungan antara Hujan dan Kenangan: Kenangan yang Teringat Saat Hujan

24 November 2024   20:52 Diperbarui: 25 November 2024   11:18 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Hujan (Sumber; Freepik)

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwasanya saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan dan kita sendiri tentunya merasakan akan hal tersebut. Ya, walaupun belum semua wilayah dan hanya beberapa saja jika berdasarkan informasi dari BMKG.

Hujan ini memiliki hal yang unik, salah satunya adalah hubungannya dengan kenangan. Ketika di musim hujan seperti saat ini atau lebih tepatnya ketika hujan turun, seringkali ingatan kita tertuju kepada momen-momen di masa lalu atau yang lebih sering disebut dengan sebuah kenangan. Entah ada hubungan apa antara hujan dan kenangan, sehingga kisah-kisah yang telah berlalu kembali terputar di dalam sebuah alam pikiran.

Apakah benar yang dikatakan oleh orang-orang kala itu, bahwasanya hujan terdiri dari 1 persen air dan 99 persen kenangan? Entahlah, yang jelas sebuah rasa tidak bisa terwakilkan oleh angka. Saya rasa itu hanyalah sebuah kalimat bermajas untuk mendeskripsikan kenangan yang tersimpan dalam setiap rintik hujan.

Mungkin semua juga pernah mengalami suatu masa ketika ingatan akan masa yang pernah terjadi kembali terputar ketika langit menurunkan airnya. Suara rintiknya yang khas juga terdengar syahdu ketika salah satu episode di dalam kehidupan kembali terkenang secara otomatis. Termasuk mengingat seseorang yang pernah menjadi bagian terindah dari serangkaian episode kehidupan, pasti itu juga pernah teringat secara begitu saja ketika hujan turun.

Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh tim psikolog dari King's College London dan University of Southampton mengatakan bahwa hujan dapat membangkitkan emosional ingatan. Saya rasa masuk akal juga, karena banyak orang juga mengatakan hal yang serupa, yaitu kenangan yang kembali terputar secara otomatis yang diiringi dengan kondisi perasaan yang tiba-tiba berubah saat rintik hujan mulai membasahi bumi. Semua momen-momen di masa lalu kembali terputar seiring dengan air hujan yang terus menetes dan tak jarang pula kita tiba-tiba ingin kembali kepada masa lalu yang pernah terjadi itu.

Ada satu alasan lain mengapa suasana hati tiba-tiba berubah saat langit mulai mendung dan kadang secara otomatis melamun sehingga pada akhirnya juga akan teringat dengan rangkaian kenangan di masa lalu. Tentu kita semua bertanya mengenai hal itu, karena memanglah benar seperti itu suasana hati kebanyakan orang ketika mendung yang menjadi pertanda akan hujan secara tiba-tiba menghias langit. Alasan hal itu terjadi adalah karena pengaruh dari zat serotin. Singkatnya begini, zat serotin itu sendiri akan berkurang ketika langit mulai mendung sehingga suasana hati pun berubah ketika hujan mulai turun.

Sekilas mengenai serotin, ia adalah zat kimia dalam tubuh yang salah satu fungsinya adalah mengatur suasana hati dan emosi. Pantas saja jika kebanyakan orang teringat akan masa lalu ketika hujan, ternyata zat serotin yang mengatur suasana hati dan emosi berkurang ketika itu. Setelah mengetahui hal itu, kita akan tersadar, pantas saja kegalauan seolah melanda ketika langit mulai menghitam sebagai pertanda hujan akan tiba.

Kesimpulannya adalah hal yang menyebabkan kita teringat dengan sebuah kenangan ketika hujan yaitu karena hujan dapat membangkitkan emosional ingatan menurut sebuah referensi dari penelitian yang dilakukan oleh tim psikolog dari King's College London dan University of Southampton. Kemudian juga zat serotin berkurang ketika langit mulai mendung sehingga suasana hati akan berubah seketika dan ingatan kita akan tertuju secara otomatis kepada serangkaian kenangan di masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun