Mohon tunggu...
Wisnu Maherda Syahputra
Wisnu Maherda Syahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Padjajaran

Seorang manusia biasa yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Alasan Mengapa Pertempuran Fancheng Bisa Disebut Sebagai Pertempuran yang Mengubah Takdir Kerajaan Shu Sepenuhnya

23 Juni 2024   12:38 Diperbarui: 23 Juni 2024   12:58 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh Shang Xi - wartburg.edu

Pernahkah kalian mendengar atau memainkan game Dynasty Warriors? Game ini cukup terkenal di kalangan bocah-bocah SD sampai SMP disekitaran tahun 2000-an. Jika kalian setidaknya pernah memainkan game ini, pasti kalian tahu tentang stage bernama Battle of Fan Castle atau Pertempuran Fancheng dimana salah satu karakter favorit kita semua —termasuk saya sebagai penulis— Guan Yu, menemukan ajalnya didalam stage tersebut. Ternyata, Pertempuran Fancheng ini juga ada di dunia nyata, tepatnya pada akhir masa dinasti Han yaitu di masa Tiga Kerajaan.

Awal Pertempuran


Pertempuran Fancheng adalah pertempuran yang melibatkan tiga kubu, yaitu Kerajaan Shu, Kerajaan Wei, dan Kerajaan Wu pada tahun 219. Pertempuran Fancheng didasari oleh keinginan Guan Yu untuk memperluas daerah kekuasaan dari Shu yang baru saja memenangkan pertempuran di Hanzhong yang memukul mundur pasukan Wei dan menghilangkan ancaman terdekat terhadap ibukota Shu saat itu, yaitu Chengdu.

Beranggapan bahwa Dewi Fortuna masih berada di pihak Shu, Guan Yu pun berangkat untuk berperang melawan Wei di Utara. Memasuki daerah Xiangyang, pasukan Shu yang dipimpin oleh Guan Yu berhasil memukul mundur pasukan Cao Ren dan membuat mereka mundur ke Fancheng. 

Di Fancheng, Guan Yu membanjiri Fancheng dengan membuka bendungan sungai Han yang menghancurkan sebagian besar pasukan Wei di Fancheng. Guan Yu juga berhasli membunuh Pang De dan membuat Yu Jin menyerah di pertempuran ini, namun disisi lain, Guan Yu juga menerima luka akibat tembakan panah milik Cao Ren.

Akibat dari luka panah tersebut yang ternyata beracun, Ma Liang, penasihat dari Guan Yu, memanggil tabib Hua Tuo dan mengobati luka Guan Yu seraya memberi pesan kepadanya agar menjaga temperamennya dan tidak ikut ke dalam pertempuran dalam waktu dekat karena lukanya akan terbuka jika melakukan hal itu, namun Guan Yu menolaknya.

Melihat kekacauan pasukannya di Fancheng oleh Guan Yu, Cao Cao meminta Sima Yi untuk mengirimkan surat tentang beraliansi untuk membasmi Guan Yu, namun Sun Quan menolak pada awalnya karena tidak ingin merusak aliansi antara Shu dan Wu. Tetapi setelah Guan Yu menolak mentah-mentah permintaan Sun Quan untuk menjadi besan, Sun Quan akhirnya menerima ajakan beraliansi dari Cao Cao.

Membelotnya Wu dan Kematian Guan Yu

Di sisi lain, Wu juga mempersiapkan taktik untuk menyerang Shu dari belakang setelah Sun Quan menerima ajakan beraliansi dari Cao Cao untuk membunuh Guan Yu. Ajakan aliansi yang dikirim oleh Sima Yi atas permintaan Cao Cao ini pada awalnya ditolak oleh Sun Quan, namun setelah mendapat penolakan dari Guan Yu tentang permintaan pernikahan dari Sun Quan itu sendiri membuat ia menerima ajakan aliansi tersebut.

Sun Quan pun menyuruh Lu Meng untuk membantu Wei menyerang Guan Yu. Lu Meng dengan taktik pura-pura sakitnya, berhasil membuat lengah para pasukan Shu termasuk Guan Yu itu sendiri dan membuat mereka merasa bahwa Wu tidak akan mengancam mereka selagi mereka menyerang Fancheng, namun Ma Liang berpendapat sebaliknya, ia menyarankan agar Guan Yu tetap waspada akan serangan dari belakang. Hal itu membuat Guan Yu menempatkan beberapa menara pengawas untuk mengawasi gerak-gerik Wu.

Sayangnya taktik tersebut berhasil digagalkan oleh Lu Meng dengan menyerang pos-pos tersebut secara senyap dan memanfaatkan kelengahan-kelengahan pasukan Shu yang bahkan diantaranya ada yang sedang berpesta ria. 

Lu Meng juga berhasil membuat Mi Fang dan Fu Shiren membelot ke dalam kubu Wu karena mereka berdua merasa tidak puas akan kepemimpinan Guan Yu. Setelah merebut pos-pos ini, Lu Meng melanjutkan serangannya terus-menerus hingga ia menguasai Nan Jun, kota atau camp yang didiami Guan Yu sebelum mereka menyerang Fancheng.

Sadar akan pengkhianatan Wu dan jatuhnya Nan Jun ke tangan Lu Meng, Guan Yu memutuskan untuk merebut kembali Nan Jun alih-alih melanjutkan serangannya ke Fancheng atau berdiam diri dan bertahan di Xiangyang sembari meminta bantuan ke Yizhou (Liu Bei). Melihat Guan Yu mundur ke Nan Jun, Cao Ren dengan tambahan pasukan yang diberikan oleh Cao Cao yang dipimpin oleh Xu Huang, memutuskan untuk menyerang Guan Yu.

Terjepit dari kedua sisi dengan luka lama yang kembali terbuka, Guan Yu dan pasukan Shu lainnya memutuskan untuk mundur ke Maicheng (Mai Castle). Di Maicheng, pasukan Wu mengejar dengan keras dan cepat. Melihat pasukannya kalah jumlah, Guan Yu bersama anaknya Guan Ping berusaha melarikan diri dari kejaran pasukan Wu dan pada akhirnya, keduanya tertangkap dan di eksekusi oleh Sun Quan.

Setelah Pertempuran

Mendengar saudara angkatnya terbunuh di pertempuran Fancheng dan Jingzhou berhasil direbut oleh Wu, Liu Bei menjadi gelap mata. Ia terbutakan oleh balas dendam dan kemarahan, ia bahkan ingin segera menyerang balik Wu dan merebut kembali Jingzhou pada saat itu juga, namun rencananya dihentikan oleh Zhuge Liang dan Liu Bei pun menunda rencana tersebut. 

Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 221, Liu Bei menobatkan dirinya sebagai penerus Kekaisaran Han dengan gelar Zhaolie dan menamai kerajaannya dengan nama Shu Han. Tak lama setelah itu, saudara angkat Liu Bei yang lain yaitu Zhang Fei pun menemui ajalnya setelah dirinya dibunuh oleh bawahannya dan kepalanya dikirim kepada Wu.

Setelah kematian dari Zhang Fei, Liu Bei semakin terbutakan oleh balas dendam dan tanpa pikir panjang, ia langsung mengirim pasukan terbaiknya dalam jumlah yang besar untuk menyerang Wu, juga merebut kembali Jingzhou dan terjadilah pertempuran Xiaoting. Pada pertempuran ini, Wu dipimpin oleh Lu Xun sebagai penerus dari Lu Meng yang sudah menemui ajalnya tepat setelah pertempuran Fancheng. Disini, Lu Xun berhasil memukul mundur pasukan skala besar terbaik milik Shu dengan taktik briliannya. 

Ia memanfaatkan medan pertempuran yang penuh dengan hutan dan perbukitan dengan membuat lelah pada pasukan Shu dan membakar hutan tersebut yang membuat camp milik pasukan Shu juga ikut terbakar dan membuat pasukan Shu yang terjebak didalam pertempuran itu, menjadi kelimpungan dan menjadi mudah untuk dibasmi.


Keadaan tersebut membuat Liu Bei tak mampu membalas, malahan ia terluka parah namun Zhao Yun berhasil menyelamatkannya dan membawanya ke kota Baidi. Sadar akan umurnya yang tidak lama lagi, Liu Bei mewariskan tahtanya kepada sang putra yaitu Liu Shan dan menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 223. 

Pada akhirnya, di pertempuran Xiaoting, Shu tak hanya kehilangan banyak sekali pasukan dan juga salah satu jenderal terbaik mereka yaitu Huang Zhong, melainkan juga mereka kehilangan kaisar mereka sekaligus pemimpin mereka yaitu Liu Bei.

Pada akhirnya, Pertempuran Fancheng, tempat gugurnya Guan Yu menjadi pertempuran yang mengubah nasib Kerajaan Shu saat itu. Efek domino yang ditimbulkan pertempuran tersebut tidaklah main-main. Mulai dari direbutnya Jingzhou oleh Wu, hancurnya aliansi Shu dan Wu, kematian jenderal-jenderal terbaik Shu seperti Guan Yu, Zhang Fei dan Huang Zhong, hingga kematian dari sang kaisar Shu Han sendiri, yaitu Liu Bei.

Kepemimpinan setelah Liu Bei bisa dibilang sangatlah buruk, putranya Liu Shan tak mampu untuk mengemban tugas sebagai Kaisar penerus, kebanyakan keputusannya berasal dari nasehat Zhuge Liang atau dari murid Zhuge Liang yaitu Jiang Wei. Hal-hal tersebut membuat Kerajaan Shu Han perlahan-lahan mengalami kehancuran dan pada akhirnya menemui ajalnya pada tahun 263. 

Selain itu, setelah pertempuran Fancheng, kerajaan lain seperti Wei menjadi semakin kuat setelah Cao Pi menobatkan dirinya sebagai kaisar dan menamai kerajaannya sebagai Cao Wei, begitu juga dengan kerajaan Wu yang menobatkan Sun Quan sebagai Raja Wu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun