Negara Indonesia menjadi importir minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Alasannya ialah produksi produksi minyak  dari dalam negeri itu sendiri tidak mampu  memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya.Â
Kabarnya sisa minyak Indonesia hanya 9 tahun, setiap tahun itu isu ini pasti muncul, bahkan disebut-sebut tiap tahunnya cadangan migas di indonesia menurun. Tapi isu ini pun bisa dibenarkan juga sebab ditahun 2019 yang mengalami penurunan dibanding produksi pada tahun 2018, dari sebesar 778 barel perhari (bph) menjadi 746 bph.
Nah Benar gak sih cadangan minyak Indonesia hanya tersisa 9 tahun lagi? Terus bagaimana pemerintah menangani masalah ini dan mencegah terjadinya krisis energi di Indonesia?
Faktanya cadangan minyak di Indonesia sendiri memang benar hanya tinggal 9 tahun lagi. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementrian ESDM Mustafid Gunawan, beliau mengatakan Cadangan minyak di Indonesia tinggal 9,22 tahun jika tidak ada penemuan cadangan minyak baru. Sedangkan saat ini kegiatan pemerintah melakukan pencarian kandungan minyak terus dilakukan dengan survei sesismik 2D,3D dan pengeboran eksplorasi.
Di tahun 2019 kemarin kegiatan survei seismik 2D mencapai 12,169 km, survei seismik 3D mencapai 6,837 km2, pengeboran eksplorasi nya mencapai 36 sumur.
Pihak Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga menyebutkan bahwa tingkat pengembalian cadangan migas (Reserves Replacement Ratio/RRR) sejak tahun 2018 hingga tahun 2019 mengalami peningkatan realisasinya mencapai 345 persen.
Pencapaian tingkat pengembalian cadangan migas sebesar 354 persen pada tahun 2019 adalah yang terbesar selama 1 (satu) dekade terakhir. SKK migas pun berkomitmen untuk menambah tingkat pengembalian cadangan migas nasional. Dari pemerintah sendiri juga masih terus berupaya mencegah terjadinya krisis diantaranya dengan peningkatan produksi minyak hingga satu juta barel minyak per hari pada 2031.Â
Di sini ada empat strategi yang akan dijalankan oleh SKK Migas. Yang pertama yaitu, menahan penurunan produksi alami serta mendorong peningkatan produksi. Caranya yaitu dengan memaksimalkan kegiatan kerja ulang (workover) dan perawatan sumur, reaktivasi sumur tidak berproduksi, dan inovasi teknologi serta menjaga keandalan fasilitas produksi.
Strategi yang kedua adalah mempercepat potensi sumber daya menjadi produksi minyak siap jual. Contohnya mengakselerasi imonetisasi penemuan yang belum dikembangkan melalui POD baru atau POP (27 proyek migas), optimalisasi POD yang tertunda, World Class Project Management, dan juga mengelompokkan sumber daya gas, peluang proyek dan pasar gas.
Yang ketiga yaitu mendorong penerapan Enhanced Oil Recover (EOR) dilapangan tua (mature). SKK migas akan mempercepat proyek-proyek EOR diantaranya Field Trial EOR di 2019 meliputi lapangan tanjung jatibarang dan gemah juga melakukan strategi aliansi dengan pemain EOR kelas dunia.
Kemudian yang terakhir adalah strategi eksplorasi yang masif. SKK migas memiliki Komitmen Kerja Pasti (KKP) sebesar USD 2,1. Selain itu SKK migas juga melakukan KKP di open Area seismic di akhir juli 2019.
Untuk investasi hulu migas ke depan akan terus meningkat sehubungan adanya 42 proyek utama hingga tahun 2027 terdapat dengan total investasi USD 42,1 miliar.
Total produksi dari 42 proyek tersebut mencakup produksi minyak 126 ribu bopd dan gas sebesar 6.100 MMSCFPD.
Nah kesimpulannya yaitu Data Kementrian ESDM mengenai cadangan minyak Indonesia tinggal 9,22 tahun lagi Benar. Meski hanya tinggal 9 tahun lagi, pemerintah tetap berupaya mencukupi produksi minyak dalam negeri agar tidak terjadi krisis energi.
