Covid-19 telah menjadi wabah pandemi global. Pandemi Covid-19 merupakan bagian dari bencana besar dan permasalahan masyarakat yang berdampak luas meliputi dampak psikologis, kesehatan, pendidikan dan sosial-ekonomi. Virus ini telah menjadi momok yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak, virus yang tak kasat mata ini menyerang semua orang tanpa tebang pilih, tidak pandang usia, jabatan, status sosial dan sebaginya. Sejumlah 34 provinsi yang ada di Negara Indonesia ini terkonfirmasi telah terinfeksi virus dengan tingkat pandemik yang berbeda-beda. Karena efek dari Covid 19 yang dahsyat itu, Covid-19 telah memorak-porandakan terutama sektor ekonomi dan sosial.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, tidak hanya sekadar peran pemerintah yang dibutuhkan, melainkan peran organisasi juga dibutuhkan. Salah satu organisasi yang menunjukkan perannya dalam menghadapi pandemi ini ialah Organisasi Muhammadiyah. Dengan seluruh sumber daya yang dimiliki, Muhammadiyah telah berikhtiar secara maksimal untuk berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Pandemi Covid-19 merupakan kategori bencana yang harus segera ditangani.
Kesempurnaan ajaran Islam sebagai agama Rahmatan lil alamin harus menjadi pijakan dasar bagi umat Islam untuk mengedepankan nilai-nilai ajarannya dalam menyikapi keadaan seperti saat sekarang ini. Pandemi Covid-19 tidak dapat dianggap sebagai isu-isu yang syarat akan kepentingan para penguasa yang ada di dunia ini. Sebagai orang beriman, umat Islam kita harus tunduk dengan apa yang telah di syariatkan Allah Swt agar tidak menjadikannya sebagai sebuah ritualitas semata. Karena Islam itu Rahmatan Lil Alamin yang menghimpun segala solusi kehidupan duniawi dan ukhrawi. Nalar yang Islam bangun dalam menyikapi pandemi Covid-19, dianjurkan untuk menghindari, menjauhi segala bentuk yang dapat membawa kepada ke mudharatan.
Melihat keadaan tersebut, maka berbagai elemen masyarakat, khususnya organisasi sosial Islam dalam konteks ini adalah Muhammadiyah dan ortomortomnya termasuk Pemuda Muahmmadiyah, dituntut untuk hadir dalam rangka melakukan penguatan nalar teologis Islam Moderat dalam menyikapi pandemi Covid-19 tersebut. Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi yang besar dengan sistem ideologi moderat yang dimiliki, diharapkan dapat menggulirkan paham yang bercorak tengahan (moderat). Posisi Pemuda Muahmmadiyah dalam konteks ini cukup strategis, tidak saja karena memiliki anggota yang cukup besar, organisasi ini juga memiliki sistem ideologi yang terkandung dalam berbagai teks resmi Muhammadiyah. Dalam teks tersebut terkandung berbagai paham keislaman yang bercorak wasathiyyah. Hal tersebut, yang harus dipahami Pemuda Muhammadiyah dalam menyikapi pandemi Covid-19.
Muhammadiyah merupakan Organisasi Keagamaan yang besar di Indonesia. Sebagai sebuah Organisasi yang besar, Muhammadiyah mampu lahir dengan peran-perannya. Salah satu peran Muhammadiyah adalah membantu mewujudkan Indonesia bebas Covid 19. Covid 19 merupakan bencana besar yang harus cepat dan tanggap untuk dihadapi. Di masa pandemi ini, penting dilakukan untuk menghadapi pandemi ini dengan adanya inovasi kebijakan, inovasi gerakan, serta inovasi layanan sosial untuk menghadapi pandemi Covid 19, sehingga akan mampu menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat.
Muhammadiyah telah menunjukkan perannya dalam membantu Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19 melalui bentukan strategi bentukan dari Muhammadiyah sendiri yaitu Muhammadiyah Command Covid Centre (MCCC) yang berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/MLM/ I.0/H/2020 tentang Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) terus bergerak membantu negeri (ta'awun untuk negeri) dalam menghadapi pandemi Covid 19 ini. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan memiliki pemimpin yang dipercaya oleh masyarakat. Pimpinan persyarikatan ini yang menggerakkan jejaring MCCC untuk membantu masyarakat menghadapi Covid-19. Â Â Â Â Â Â
Dalam konteks ini pula, Muhammadiyah melalui MCCC berkomitmen untuk mendukung upaya pencegahan melalui edukasi dan sosialisasi. Bekerja sama dengan DFAT-pemerintah Australia dan UNICEF, MCCC melakukan program campaign-risk management. Selain itu, Muhammadiyah ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para tenaga kesehatan di lapangan yang terus menerus. Sedangkan untuk Klinik Muhammadiyah, supaya sekurangnya bisa melakukan mitigasi dan mencegah penyebaran.Â
Untuk pada sector ini Klinik setidaknya memiliki Standar Operasional (SOP) untuk dekontaminasi, membersihkan, mendisinfeksi area-area pelayanan yang terpapar oleh Pasien Dalam Pemantauan (PDP). Dan kedua adalah pendataan. Meskipun dengan kompleksitas yang ada klinik Muhammadiyah mengalami rintangan terkait beberapa hal, seperti APD, ternyata merujuk ke RS Pemerintah juga tidak mudah karena mereka penuh.
Terkait kelangkaan APD, MCCC bekerja dengan melibatkan banyak pihak untuk melakukan pengadaan APD. Untuk saat ini upaya extra ordinary yang dilakukan oleh Muhammadiyah terkait bencana nasional covid-19, Muhammadiyah akan membuat secara mandiri APD, melalui pengembangan rumah industi untuk pengadaan APD yang penting memenuhi syarat.Â
Hingga saat ini rumah sakit Muhammadiyah masih merawat pasien Covid-19 yang jumlahnya tidak bisa dikatakan sedikit. Sebagai langkah preventif untuk membantu pemerintah, lanjutnya, Muhammadiyah aktif melakukan sosialisasi kesadaran protokol kesehatan pada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H