Korupsi saat ini menjadi penyakit yang sungguh mengerikan di negeri ini, hampir seluruh aspek terkena virus-virus penyakit korupsi ini. Berbagaia macam modus operandi dilakukan oleh para pelaku korupsi, dan para pelaku korupsi hingga saat ini masih banyak yang belum dapat terdeteksi dan diungkap. Seperti telah diketahui bersama bahwasanya para pelaku korupsi ( koruptor ) melakukan aksinya secara terstruktur dan melibatkan beberapa lapisanyang strategis.
Telah bersama kita sadari baik itu media online maupun media cetak terkait indikasi kasus suap-menyuap yang terjadi di tubuh KPU Bea dan cukai tanjung priok yang melibatkan kepala Subdirektorat Eksport-Import, direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Heru Sulastyo) dan pengusaha yang bernama yusran Arif pemilik PT Tanjung Jati Utama yang merugikan negara hingga Miliaran Rupiah.
Dan harus sama-sama kita ketahui bahwasanya kasus semacam ini telah sering terjadi di lingkup Direktorat Jendral Bea dan Cukai. Sudah banyak yang dilakukan oleh badan-badan yang terkait hingga turun tangannya Kementrian keuangan dalam hal ini, akan tetapi tidak juga merubah keadaan, korupsi masih saja terjadi pada tatanan ini, Belum lagi laporan dari kepala pusat dan analisisis transaksi keuangan (Yunus Husain) yang mengatakan bahwasanya banyak pegawai Bea dan Cukai yang memiliki rekening gendut yang tidak tahu asal muasalmnya.
Dalam hal ini posisi Mahasiswa dan pemuda selaku penerus bangsa yang resah terhadap keadaan ini bertanggung jawab pula mengawasi cita-cita  reformasi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Dan Pemuda Untuk Keadilan Rakyat (AMALAN RAKYAT) melakukan aksinya agar menyadarkan otoritas demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik di kemudian hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H