Saya teringat bahwa, dari zaman saya sekolah sampai saat ini merasakan bahwa olahraga bola adalah olahraga paling diminati terbukti pada saat saya duduk di bangku SD hingga SMP penggemar dari olahraga ini tidak pernah sepi, tidak sedikit yang memiliki cita-cita pemain bola nasional .
Pertandingan bola yang selalu menjadi ajang keseruan teman laki-laki dan ajang kekreatifan juga pada supporter nya , seperti saya dan teman yang suka bergabung dengan yel-yel buatan kami .
Negara kita Indonesia mempunyai banyak sekali keunikkan di setiap daerahnya loh , saya pernah melihat olahraga hasil kreasi anak daerah salah satunya kreasi anak-anak pada permainan bola, Â permaianan bola api yang dilakukan setiap bulan Ramadhan ini menjadi tradisi di beberapa daerah , di permainan ini tidak menggunakan ilmu hitam yah , tetapi permainan ini mengandalkan ilmu mengoper dan ilmu waspada, kalau tidak hati-hati sarung yang kita gunakan bisa terkena api .
Permainan ini biasanya dimainkan pada saat selesai terawih, anak-anak akan berkumpul ditempat yang ditentukan, seperti di lapangan, atau di depan rumah teman yang halamannya luas, di dalam permainan ini  tidak perlu banyak orang untuk memainkannya yang terpenting pada saat hom pimpa anggota terbagi dengan adil.
Ketika yang lain asik bermain bola api, di sisi lapangan dapat di isi dengan memainkan petasan dengan berbagai ragam jenis nya, menambah meramaikan suasana Ramadhan. Tidak jarang paman atau bapak-bapak lainnya ikut menyumbangkan uangnya dalam membeli petasan, sangat membantu kita yang sedikit memiliki uang jajan.
Sepak bola api ini cukup menguras tenaga karena pada saat permainan kita berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang kerjasama tim juga diperlukan, walau bola api tetapi lawan tidak segan untuk merebut bola tersebut dari kita, tidak jauh dari permainan bola yang biasa dilakukan, hanya saja permainan ini melatih keberanian dan keyakinan karena memiliki tingkat cedera yang lebih tinggi. Peramainan yang bermodalkan sabut kelapa ini menjujung tinggi kekeluargaan, permainan yang biasa dilakukan di desa ini membuat atsmosfer Ramadhan semakin berasa. Permainan yang sering ditemukan pada saat pulang kerumah nenek ini menjadi kenangan olahraga yang unik dan jarang ditemukan di kota.
Cara membuat bola api ini tergolong cukup mudah , dan murah, bahan-bahan yang digunakan tidak sulit di dapat, hanya menyediakan sabuk batok kelapa tua yang kering yang sudah di keluarkan air nya, lalu  batok kelapa di rendam oleh minyak tanah agar meresap hingga serat-serat nya, setelah itu bakar batok kelapa .
Proses sebelum melakukan permainan bola api yang cenderung panjang membuat tidak sembarang  orang dapat memainkannya, permainan yang biasa dilakukan di pondok pesantren ini memiliki beberapa tradisi untuk pemainnya, melakukan beberapa aturan pesantren seperti puasa dan menghindari makanan tertentu dengan tujuan menahan hawa nafsu seperti yang seharus nya kita lakukan pada bulan Ramadhan . Kesabaran serta perjuangan untuk dapat bermain bola api ini membuat permainan ini menjadi special karena tidak semua orang dapat lolos seleksi, sesuai dengan aturan pesantren/ Guru mereka .
Permainan yang sering diadakan di pesantren ini dan untuk menguatkan solidaritas sesama santri , mereka juga mengadakan latihan khusus untuk bermain bola ini, agar pada saat pertandingan tiba mereka sudah terbiasa atau sudah ahli dalam mengoper bola ini . Moral nilai yang dapat dipetik dalam latihan atau dalam permainan bola api ini, kita harus bisa menjaga nafsu karena api adalah suatu nafsu yang membakar dan dapat menguasai manusia oleh karena itu, di permainan ini melatih kita untuk mengendalikan hawa nafsu jika kita terburu-buru atau serakah dalam permainan ini maka akan menjadi chaos dan tindakan itu berpotensi merusak .
Terlepas dari aturan pesantren yang memiliki rangkaian tradisi kini sepak bola api ini dapat dimainkan dengan trik seperti kecepatan kaki sehingga terhindari panasnya api, bermodal keberanian kita dapat bermain permainan ini. Bola api ini menjadi pertunjukkan yang menarik pasalnya permainan yang cukup unik, bermain dengan bahaya membuat orang-orang tertarik untuk menonton dan orang-orang yang memiliki adrenalin tertarik untuk bermain, sungguh permainan yang berbeda dengan olahraga lainnya karena bukan bermodalkan stamina saja tetapi bermodalkan mental berani juga, mungkin jika permainan ini sudah bisa di mainkan dengan banyak orang alangkah seru nya ada pertandingan besar tidak hanya antar kedua pesantren tetapi antar kelompok atau desa, salah satu budaya yang bisa kita modifikasi untuk tetap mengikuti zaman, dengan begitu budaya ini tidak luntur begitu saja .
Diluar dari bahaya permainan ini, permainan tradisional asli dari bumi nusantara ini memiliki unsur yang membangun sportivitas, kerukunan dan kebersamaan bagi pemain, bagi penonton ini akan menjadi hiburan yang menumbuhkan benih kekeluargaan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H