Selain itu, menurut penulis, adanya produk hukum berbasis ideologi patriarki akan berpengaruh pada kontrol seksualitas perempuan. Yang dimana kontrol tersebut akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran atas hak-haknya.
3. PEREMPUAN,ISLAM DAN NEGARA
Selanjutnya pada bab ketiga yang merupakan bab terakhir ini, dengan judul "Perempuan, Islam, dan Negara" penulis mencoba mengaitkan antara feminisme dengan islam. Dimana feminisme islam mendasarkan kerangka kerjanya pada sumber-sumber utama ajaran islam, yaitu Alquran, hadis, dan seperangkat hukum islam.
Di Indonesia pertumbuhan dan perkembangan feminisme yang terjadi pada masa pemerintaha Orde Baru dan Era Reformasi dilatarbelakangi oleh: 1). pemerintahan Soeharto yang menempatkan perempuan untuk berperan hanya sebagai istri dan ibu,dan mengabaikan hak-hak mereka sebagai warga negara; 2). mengesahkan segala bentuk deskriminasi perempuan,serta mengembalikan hak-haknya sebagai manusia dan warga negara; 3). menafsirkan ulang teks-teks  agama dengan cara pandangan baru yang lebih halus terhadap perempuan,sesuai dengan waktu dan situasi.Teori feminisme ini memunculkan gerakan kaum perempuan untuk memperjuangkan hak-hak yang mereka miliki sebagai manusia,agar mereka tidak dipandang sebelah mata oleh kaum laki-laki.
Gerakan perempuan dalam pembaharuan pemikiran islam di Indonesia cukup berpengaruh pada kebijakan negara,seperti terbentuknya Komnas Perempuan,perubahan kata "Peran Wanita" dalam GBHN lama menjadi " Pemberdayaan Perempuan",inpres Nomor.9 Tahun 2000 tentang pengarus utamaan gender dalam berbagai sektor pembangunan,serta kebijakan-kebijakan mengenai perempuan yang terus diperbaharui.
Selain itu, dalam bab ini penulis juga mencoba menjabarkan bagaimana keperawanan (virginitas) dan inses (incest) dalam perspektif Islam.Penulis juga beranggapan bahwa posisi perempuan dalam pembaruan Islam di Indonesia telah muncul seiring dengan ide gerakan kebangkitan nasional. Dan ia juga berharap dengan adanya demokrasi dapat membuat ruang kontestasi bagi gerakan perempuan untuk menegosiasikan kepentingan mereka.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena ini bukan sekedar karangan fiksi,melainkan benar-benar real pengalaman Neng Dara Affiah sendiri yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah.Buku ini sangat cocok untuk kalangan remaja pada saat ini,khususnya bagi para pejuang feminisme,terutama bagi mereka yang melakukan studi gerakan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H