Mohon tunggu...
Widhio Setyo Nugroho
Widhio Setyo Nugroho Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang besar lahir dari mimpi besar ; "Kontemplasi Hidup, cita-cita besar dan bergerak sinergis"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Betawi Tempo Sekarang

18 Agustus 2013   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Betawi tak lagi merabuk

dengan akar-akar Sunda-Melayu,

mungkin tapak akan jelas berpijak:

pada daun-daun, ranting serta penghulu

Jangan lagi ada tapa bisumu,

Atau tawa perangaimu,

hingga kini

Sebab itu sudah cukup menafsirkan sejumlah arti

Bukannya semua bermulai dari mata?

Ketika mata mulai berbicara,

pada hal-hal yang tak kau ketahui;

pada setiap wajah-wajah pendekar betawi,

mengingatkanku pada biji kopi yang ku buka,

pagi ini

Dagingnya, bijinya bahkan kulitnya,

bertanya empunya siapa

Karena Betawi Tempoe Doeloe, bertanya:

hendak kemana kau mengiblat

pada moyangmu?

Pada dewamu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun