Maka dilampiaskan saja secara sumbang,
sekitar Traffic Light
Â
Ada juga kerdil berlarian memecah riak gelombang
Tak ada sebab kehadirannya mengatup dunia
Konon buah janin yang getir menapakkan wajah,
yang dirundung kealpaan keturunan
Maka ditengadahkannya secuil telapak murni,
dijadikannya sesembahan
Tak hentinya mengucap puja dan puji kala diberi,
dicontohnya dari santri sekitar sini
Masih kuyup,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!