[caption id="attachment_347389" align="aligncenter" width="297" caption="wartanews.com"][/caption]
Dalam masalah pemilu ini yang paling pinter menganalisa situasi adalah HARRY TANOE dia pintar memilih pihak mana yang punya chance utk menjadi presiden dan meraih suara pileg yg di pilih adalah HANURA.
partai yang belum pernah di hujat publik dan punya harapan besar.
capresnya waktu itu wiranto sama yg ama surya paloh,sama-sama pemimpin partai yang bersih dan benar-benar partai baru punya prospek untuk menang seperti partainya SBY sebelum tercemar kasus korupsi.
hanura tidak seperti partai-partai besar lain yang pernah di hujat rakyat (anda tahu sendirilah yang di blg plg banyak korupsi yg mana - mana saja yang pernah tercela)
di banding surya paloh kelebihan dari wiranto adalah dia orang jawa dan suku jawa lebih punya harapan lebih untuk menang.
maka setelah ada konflik dgn nasdem hijrahlah dia ke hanura.
setelah melihat situasi dan mengalisa dengan cermat,rupanya takdir berkata lain karena mendadak jokowi di calonkan jadi presiden.
kalau jokowi tidak nyapres,maka tiga capres yg paling banyak dukungan adalah PRABOWO,ARB DAN WIRANTO.
maka pada saat itulah HT akan melakukan negatif campaign terhadap kedua rival dari wiranto yang pernah bermasalah di masa lalu yang yaitu yang katanya masalah HAM dan masalah LAPINDO.
(negatif campaign itu hal yg lumrah lho krn bukan black campaign n FITNAH CAMPAIGN sepertitabloid OBOR LAPUK)
Dan bisa jadi partai-partai koalisi GEMUK milik prabowo menjadi milik wiranto dan HT.
Dan dengan strategi yang hebat ini dia akan menjadi wapres indonesia yang baru untuk indonesia.
tapi sekali lagi takdir berkata lain,hal yang tidak di sangka-sangka terjadi yaitu jokowi menjadi capres maka buyarlah mimpi sang analis ulung yang pinter bermanuver.
INGAT!
"MANUSIA HANYA BISA BERUSAHA DAN TUHANLAH YANG MENENTUKAN"
Nb : opini ini hanya analisa pribadi saya saja sebagai pengamat politik yang baru belajar.
apabila ada kesalahan mohon di kritik,dan di beri masukan yang positif.
(semoga bapak hary tanoe tidak memaksakan hasil survei di televisinya yang hanya akan menjatuhkan kredibilitasnya sebagai pengusaha dan politikus ulung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H