Mohon tunggu...
Wise Wisdamianti
Wise Wisdamianti Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - suka nulis masak dan belajar

Ibu Rumah Tangga yang suka bercerita

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengapa Saya Pilih Makanan Halal

7 November 2017   09:37 Diperbarui: 7 November 2017   10:00 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak, mau buatin kue sus nggak? " Tanya seorang kawan. "Saya kemarin lewat sebuah toko kue, lalu saya melihat kue sus yang terlihat enak sekali....sayangnya saya ragu mau membeli kue sus di sana" . Kue sus buatan toko pastilah lebih enak dari kue sus buatan saya yang memang bukan Chef. Tapi kawan saya ini memilih untuk tidak makan makanan yang belum tentu halal dan akhirnya terpaksa minta kue sus buatan saya. Apa boleh buat, cara paling mudah agar kita makan makanan halal adalah memasak sendiri atau minta tolong kenalan untuk membuatkannya.

Kesannya kok repot sekali ya? Sebetulnya tidak. Pengadaan dan penyajian makanan halal itu tidak sulit. Makanan yang masuk dalam kategori halal itu banyak sekali, jadi umat Islam tidak akan kuatir kehabisan pilihan makanan. Praktek makan makanan sesuai aturan agama juga bukan hanya di Islam saja, beberapa agama lain juga yang menerapkannya.

Tapi kalau mau tahu lebih banyak, ada beberapa alasan mengapa makanan halal itu penting. Salah satunya, perintah makan makanan halal itu ada di dalam Al Quran dengan banyak keterangan dan penjelasan dalam Hadis. Perintah ini datang dari Allah Swt, dan sebagai seorang hamba ciptaanNya kita wajib untuk mematuhinya. Segala yang Allah perintahkan kepada kita itu bermanfaat untuk kebaikan kita. Ada beberapa perintah yang langsung kita temukan manfaatnya, ada juga yang baru kita temukan setelah beberapa waktu ke depan.

Beberapa manfaat yang kita dapat dari makan makanan halal antara lain:

1. Makanan halal adalah makanan yang higienis karena makanan halal harus bersih.

Telur disucikan dengan air sebelum digunakan untuk memasak
Telur disucikan dengan air sebelum digunakan untuk memasak
Kita hanya boleh makan makanan yang bersih, tidak busuk dan tidak menjijikkan. Kalau kita pelajari Al Quran dan Hadis, banyak sekali yang menyatakan pentingnya kebersihan dan kesucian lahir dan batin. Contohnya ada hadis " Kesucian (kebersihan) separuh dari Iman" (HR Muslim 223), ada juga Firman Allah" Beruntunglah orang yang mensucikan diri"(Al A'la 14).  Pentingnya kebersihan ini juga terlihat dari perintah ibadah lain seperti ibadah Shalat, sebelum menghadap Allah, kita perlu membersihkan diri dengan berwudhu. Ibadah Zakat misalnya adalah usaha untuk membersihkan harta.

2. Makanan halal adalah makanan yang baik. Contohnya proses penyembelihan binatang menggunakan pisau yang sangat tajam. Hal ini sudah pernah diteliti oleh Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim dari Hannover University, Jerman.  Mereka mengukur Electro-Encephalograph (EEG) sapi untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Mereka membandingkan 2 kelompok sapi. Ada sapi yang langsung disembelih dengan cara Islam, ada yang dibuat pingsan terlebih dahulu. Hasilnya, ternyata hewan yang disembelih dengan pisau tajam membuat kematian menjadi lebih cepat dan tidak sakit. Hasilnya, daging sembelihan menjadi lebih segar.

Beberapa makanan yang diharamkan juga ternyata memberikan keburukan bagi manusia seperti arak. Firman Allah s.w.t yang artinya,"Mereka bertanya kepadamu mengenai arak dan judi. Katakanlah pada kedua-duanya ada dosa yang amat besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa kedua-duanya lebih besar daripada manfaatnya..." (Al-Baqarah:219)

3. Makanan yang halal dapat berpengaruh kepada batin atau hati seseorang. Salah satu manfaat makan halal yang tidak kalah penting adalah Hadis Rasul: "hati ditempa oleh makanan minum".  Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya seseorang. "Apa yang bisa melembutkan hati, Wahai Abu Abdillah?" Sejenak Imam Hambal merenung, lalu menjawab,"Makanan halal". Kalau hati menjadi lembut, kita akan lebih tenang dan mudah menerima kebenaran dan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. Selain untuk kita, makanan halal ini perlu diberikan kepada seluruh anak-anak. Anak anak yang belum akil baligh adalah anak yang bersih hatinya. Mereka harus dijaga agar hatinya tetap baik sehingga mudah menerima ilmu dan kebenaran.

4. Perintah makan makanan halal juga bermanfaat bagi masyarakat.  Orang yang mengkonsumsi makanan halal dan yang mengadakan makanan halal akan mendapat pahala. Mengadakan makanan halal akan mempermudah perintah makan makanan halal bagi setiap orang. Dari keadaan ini akan tumbuh silaturahmi, kasih sayang dan semangat wira usaha yang dapat meningkatkan ekonomi Islam.

5. Perintah makan makanan halal ini juga sudah lama dilaksanakan oleh Sahabat Nabi, Orang orang Soleh dan Wali. Mereka sangat menjaga diri dan keluarganya dari makanan haram. Mereka tidak mau ada makanan  haram masuk ke dalam tubuhnya. Yang paling populer mungkin kisah Abu Bakar Siddiq RA yang berusaha memuntahkan makanan yang telah dimakannya  karena tidak mau makan makanan yang haram.  Kita bisa melihat bagaimana hati yang bersih dan lembut akan menghasilkan pribadi yang mulia seperti Sayidina Abu Bakar RA dan sahabat-sahabat lainnya. Ketika itu dunia tenang dan damai karena  dipenuhi oleh orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah swt.  

Walaupun banyak manfaatnya, mengamalkan makan makanan halal ini memiliki berbagai tantangan seperti:

1. Kendala teknis. Salah satunya, kita harus memastikan sendiri apakah makanan yang kita beli itu halal dengan berbagai cara, kalau tidak ada, terpaksa mencari alternatif atau membuat sendiri makanan tersebut. Bagi industri makanan, hal ini menjadi lebih sulit, mereka harus memeriksa bahkan membuat sendiri bahan makanan yang dibutuhkan untuk menjamin kehalalan produk mereka.

2. Sosialisasi, edukasi, dukungan dan bantuan. Mengadakan makanan halal menjadi lebih sulit jika masyarakat belum memiliki ilmu atau memiliki pemahaman yang berbeda tentang makanan halal. Itu sebabnya sosialisasi dan edukasi tentang makanan halal sangat dibutuhkan setiap kalangan. Bukan hanya sosialisasi, bantuan dan dukungan juga sangat diperlukan. Pedagang kaki lima contohnya, mungkin saja mereka ada keinginan untuk sadar halal, tapi mengurungkan diri karena tidak mendapat dukungan dan bantuan. Maklum, pengadaan makanan halal bisa saja menambah  biaya waktu dan tenaga bagi usaha mereka.

3. Ekonomi. Dari sisi ekonomi, kebutuhan mengadakan makanan halal menjadi lebih mendesak bagi pedagang lokal jika kita melihat bahwa di dunia, sudah banyak pengusaha bukan Islam yang ikut mensukseskan makanan halal dengan pertimbangan ekonomi. 

Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Potensi pasar makanan halal ini sangat besar sehingga menguntungkan pengusaha skala dunia. Kalau pedagang lokal tidak ikut bersaing mengadakan makanan halal, potensi pasar lokal akan diambil oleh pengusaha lain yang sadar halal, akibatnya pedagang lokal akan kalah bersaing di pasar global. Keadaan seperti ini akan merugikan perekonomian Indonesia.

Tapi kita tidak perlu kuatir karena sekarang Kementrian Agama yang ikut membantu melaksanakan gerakan makanan halal melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). BPJH adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah di bawah Kementrian Agama untuk menyelenggarakan Jaminan Produk Halal (JPH) dengan visi menjadi penyelenggara jaminan produk halal terbaik di dunia.

Dengan adanya BPJH, kita harap masalah dan tantangan yang muncul dengan pengadaan makanan halal dapat diselesaikan. Lembaga resmi seperti BPJPH sangat mempermudah sosialisasi, edukasi, dan publikasi produk halal. Kita tidak perlu mencari sendiri atau memilah kembali informasi yang benar tentang produk halal. Sertifikasi secara terpusat juga membuat seluruh konsumen dapat menikmati produk halal yang sesuai aturan Islam di berbagai tempat.

Sertifikasi dan sosialisasi juga dapat membantu pedagang lokal. BPJPH juga sudah menjamin bahwa proses sertifikasi produk Halal hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 60 hari kerja sehingga dapat langsung digunakan oleh pengusaha.Sertifikasi halal dapat menjadi modal pedagang lokal untuk bersaing merebut pasar luar negeri.

Beberapa informasi lain tentang BPJH adalah:

Wewenang BPJPH

Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Koordinasi BPJPH dengan pihak lain

Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Sumber: BPJPH Kementrian Agama
Dengan adanya BPJPH, semoga terwujudnya masyarakat sadar halal di Indonesia menjadi lebih mudah. Dengan sadar halal, semoga Indonesia menjadi negara yang lebih baik dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun