Pertama kali saya jatuh cinta dengan buku adalah saat saya membaca Dunia Sophie karya Jostein Gaarder. Bacaan paling tebal yang pernah saya baca selama 20 tahun hidup setelah Alkitab.Â
Alkitab menjadi bacaan wajib yang memerlukan refleksi panjang tiap ayatnya, banyak kisah dan hikmat yang menambah dan memperkuat iman orang Kristen. Dunia Sophie adalah buku tentang filsafat yang banyak membahas filsuf-filsuf dengan cara asik, perbincangan antara Alberto Knox, si tuan filsuf yang misterius dan Sophie, si gadis remaja.Â
Ada hal yang hampir sama antara Dunia Sophie dan Alkitab yang saya baca, yaitu bacaan yang membuat saya berpikir dan merenung. Dua bacaan ini membuat saya mengetahui daya tarik buku bagi saya adalah genre buku yang membuat saya berpikir dan berdiskusi dengan diri sendiri.Â
Genre buku yang saya suka dan miliki saat ini berkisar tentang novel-novel filsafat karya Jostein Gaarder, atau bacaan seperti Filosofi Teras, Negeri di Ujung Tanduk, Laut Bercerita, dan bacaan rohani terbitan Literatur Perkantas. Gaarder menjadi penulis favorit saya, novel-novelnya sangat kaya akan pengetahuan, secara khusus tentang lingkungan dan perubahan iklim.Â
Buku rohani yang saya punya pun cenderung pada topik tentang vokasi, ketuhanan, dan self improvement. Topik-topik yang tidak hanya menyentuh perasaan nyaman yang dipenuhi dengan tulisan penghiburan, melainkan topik yang tulisannya menggugah pikiran dan menggelisahkan hati saya setelahnya.Â
Buku menjadi cara asyik bagi saya dapat mengeksplor banyak topik untuk dipikirkan, cara hemat untuk mengenal dunia dengan segala konflik dan keindahannya, dan cara jitu saya menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan why dan how.Â
Tidak melulu bacaan 'berat', saya juga suka bacaan seperti Catatan dari Tepi Hutan, Chicken Soup For The Soul, atau berbagai kisah dari thread Twitter dan cerita Wattpad.Â
Bacaan-bacaan ringan yang rileks dan menghibur, apalagi jika ada lelucon receh dalam tulisannya. Thread Twitter yang paling saya sukai biasanya bergenre seputar kriminologi dan horor, seperti KKN di Desa Penari. Saat kisah itu booming di Twitter, saya membaca keseluruhan thread di tengah malam, membuat ceritanya terasa semakin seram.
Sungguh bacaan yang menarik saya untuk mengimajinasikan rentetan kejadian mengikuti alur ceritanya. Thread itu sangat menarik, tidak hanya sekedar mengisahkan kejadian horor, tapi bagaimana penulis (pemilik akun tersebut) menceritakan se-detail dan se-nyata mungkin kisah yang ada kepada pembacanya.Â
Saya juga suka membaca cerita Wattpad mengenai persahabatan dan kisah cinta remaja dan dewasa sebagai bacaan di krl atau busway. Cerita dengan dua topik tersebut cukup menghibur dan menarik untuk melihat fenomena kisah anak-anak remaja menjelang dewasa di era ini.Â
Saat menulis kalimat sebelumnya, saya terlihat seperti orang tua yang siap menegur percintaan di usia remaja. Tidak, bukan itu maksudnya. Saya sekedar mengamati, genre bacaan apa yang menarik di usia anak-anak dan remaja saat ini, di tengah ketergantungan sosial media, apakah buku atau cerita novel dan cerpen masih memiliki daya tarik bagi anak remaja.
Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan saat menjadikan membaca menjadi salah satu hobi. Berbagai genre bacaan ditawarkan, media baca juga semakin beragam dan memudahkan kita untuk membaca dimana saja dan kapan saja.Â
Ada buku fisik, e-book, media baca online seperti Wattpad, Medium, Kompasiana, Indonesiana, dan lain-lain. Di tengah maraknya mis-informasi, membaca menjadi salah satu cara meningkatkan keterampilan berpikir analisis, semakin suka dan seringnya membaca, maka keinginan menggali informasi dan membedakan suatu berita itu benar atau tidak akan timbul.Â
Apa yang kamu baca adalah apa yang sebagian besar kamu pikirkan. Genre buku atau bacaan apapun itu, dengan media baca apa yang kamu nikmati, mari bersama membangun kebiasaan membaca, dan menjadikan buku sebagai teman sehari-hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H