Sebagai kota tua yang dahulu menjadi wilayah Kerajaan Padang, Tebing Tinggi memiliki sejumlah objek wisata sejarah yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. Objek wisata alamnya pun juga tersebar di setiap sudut wilayahnya, meski sebagian ada yang belum dikelola dengan maksimal. Â Diantara sekian banyak objek wisata yang ada, berikut deretan tempat wisata yang populer di Tebing Tinggi.
1. WATER PARK GUNDALING
Memiliki kolam dengan berbagai ukuran dan kedalaman yang berbeda-beda, membuat Water Park Gundaling menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Apalagi serangkaian wahana menarik dan berbagai fasilitas juga sudah disiapkan di sini, seperti waterboom, seluncuran, arena permainan anak, panggung hiburan serta fasilitas yang lain.
Water Park Gundaling selalu ramai didatangi pengunjung, selain karena harga tiket masuknya yang relatif murah, juga karena lokasinya yang mudah dijangkau, yakni di Jalan Negara Soekarno Hatta Lingkungan 3, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir.
2. TAMAN KOTA TEBING TINGGI
Terhampar di JL. Diponegoro, Kelurahan Rambung, Kecamatan Tebing Tinggi, taman kota yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau ini menjadi tempat rekreasi murah bagi warga Tebing Tinggi.
Penataan taman yang cantik dilengkapi jogging track, air mancur, lampu-lampu hias, bangku taman dan dengan udara yang bebas dari polusi membuat pengunjung akan merasa betah untuk berlama-lama di lokasi. Cocok untuk bersantai setelah Menginap Asyik Selama 3 Hari 2 Malam di Padang. Terlebih di sekitar Taman Kota juga banyak para pedagang, membuat  tempat ini juga menjadi objek wisata kuliner dan wisata belanja.
3. MASJID AIR HANGAT
Sepintas lalu, Masjid Al-Hikmah yang berada di Simpang Tiga, JL. Pahlawan Lingkungan II, Kelurahan Pasar Gambir, Kota Tebing Tinggi ini tidak berbeda jauh dengan bangunan masjid pada umumnya. Namun, begitu mengambil wudhu, siapapun yang belum pernah berkunjung ke masjid ini akan terkejut, karena air untuk wudhu bersuhu hangat.
Keunikan dari masjid yang dibangun tahun 1960an ini disebabkan karena sumber air yang digunakan berasal dari sumber air panas di dalam perut bumi yang dibangun Belanda pada tahun 1928. Air yang mengalir dari sumber air panas tersebut tidak hanya disalurkan ke masjid tapi juga ke rumah warga yang ada di sekitarnya. Menariknya, air hangat yang keluar dari perut bumi tersebut tidak berbau belerang dan jernih seperti halnya air sumur pada umumnya.