Mohon tunggu...
Wisang Putrahesa
Wisang Putrahesa Mohon Tunggu... Pelajar -

Setiap orang pasti memiliki keunikan masing-masing, jadi kenalilah lebih dalam dengan menyapanya....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Quo Vadis Jurnalisme Online?

15 April 2016   10:39 Diperbarui: 15 April 2016   10:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa hal yang menjadikan jurnalisme online samakin berkembang dan marak saat ini. Menurut Paul Bradshaw faktor keringkasan, kemudahan dalam beradaptasi, mudah untuk dipahami, interaktivitas, dan percakapan adalah faktor-faktor yang menunjang dalam penggunaan jurnalisme online.(https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/basic-principles-of-online-journalism-english.docx. Diunduh pada 14 April 2016 pada pukul 22.00 wib) Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh jurnalisme online secara tidak langsung mengubah pola hidup manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa jurnalisme online salah satu keunggulannya adalah kecepatan dalam memperbarui pemberitaan. Tenggat waktu dalam memperbarui informasi menjadi semakin pendek. Seperti contoh yang sudah dituliskan di atas, hanya dalam hitungan menit masyarakat luas sudah dapat mengetahui informasi tentang kejadian kebakaran di Jakarta Pusat. Mereka yang berkerja dalam bidang ini pun mulai sikut-sikutan, tidak mau kalah baik dari level jurnalis hingga level pemilik media. 

Kita mengetahui dalam search engine google misalnya pasti melakukan penilaian kepada semua situs. Penilaian ini kemudian menjadi acuan bagi pihak google meletakkan situs tersebut pada urutan-urutan teratas. Hal inilah yang kemudian dikejar oleh perusahaan media di mana semakin mereka cepat dalam memberikan pemberitaan terbaru semakin banyak pula klikkers yang akan didapatkan dan semakin mudah pula untuk menyentuh sepuluh urutan teratas. Banyak cara kemudian dilakukan oleh pihak media untuk meraihnya, salah satunya ialah membagi sebuah pemberitaan menjadi banyak berita. Misal pemberitaan tentang kebakaran di Jakarta Pusat dibagi menjadi lima berita yang mana ditulisa dari lima sudut pandang yang saling terkait antara satu dengan yang lain. 

Quo Vadis Jurnalisme Online? 

Persaingan dibidang industri media semakin menjadi-jadi. Banyak cara dilakukan agar industri ini menghasilkan keuntungan yang besar bagi pemilik media. Salah satu cara yang dilakukan adalah seperti yang sudah dituliskan di atas. Praktek membagi-bagi satu pemberitaan memang sangatlah efektif untuk meningkatkan jumlah klikkers, akan tetapi apakah makna utama dari jurnalisme benar-benar tercapai? Pertanyaan ini kemudian terus membayangi perkembangan dari jurnalisme itu sendiri. 

Faktor kecepatan dalam memperbarui informasi menjadi salah satu kendala dalam proses jurnalisme online. Seperti yang kita ketahui di mana kegiatan mengkonfirmasi informasi yang didapatkan oleh jurnalis sebelum informasi tersebut disebarkan adalah hukum sakral yang harus dilakukan oleh para jurnalis. Konfimrasi atau check and recheck dalam ranah jurnalisme cetak dan jurnalisme siar lebih leluasa untuk dilakukan karena memang batas akhir atau deadline dari kedua ranah jurnalisme tersebut masih begitu longgar, hal ini berbeda dengan yang dihadapi oleh para jurnalis online di mana mereka harus berkejaran dengan waktu untuk menyiarkan informasi terbaru yang di dapatkannya. 

Menurur Dr. Kruskidho Ambardi (Dosen Ilmu Komunikasi) menuturkan bahwa saat ini kebenaran bisa dicicil.(http://fisipol.ugm.ac.id/news/kebenaran-yang-dicicil-dalam-jurnalisme-online/en/. Diunduh pada tanggal 14 April 2016 pada pukul 22.00 wib) Maksudnya adalah jurnalis saat ini lebih menekankan pada faktor kecepatan penyebaran informasi dari pada faktor kebenaran yang selama ini adalah ritual sakral yang harus dilakukan oleh jurnalis. Hal terjadi karena ada harapan bahwa kebenaran itu muncul seiringan dengan berita-berita yang mengikuti dibelakangnya. Berbeda apabila kita membaca koran atau majalah di mana dalam satu tulisan tersebut yang dibatasi oleh jumlah halaman haruslah termuat kebenaran di dalamnya. Berbeda dengan jurnalisme online yang mana tidak terbatasi oleh jumlah halaman, jurnalis yang bernaung dalam perusahan media yang bekerja dalam bidang jurnalisme online dapat dengan leluasa menyampaikan informasi tanpa harus memikirkan seberapa panjang informasi tersebut. 

Pada umumnya tulisan dalam media online tidaklah banyak, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pergerakan dari masyarakat yang saat ini serba cepat. Bahkan saat ini masyarakat kebanyakan hanya membaca judul dari tulisan di media online. Akan tetapi hal ini tentu sebaiknya tidak dijadikan sebagai justifikasi terhadap kegiatan jurnalistik. Namun lagi-lagi faktor kecepatan tersebut jurstru kadang kala menyesatkan. Kebenaran seharusnya dituangkan baik itu dalam isi pemberitaan ataupun ornamen-ornamen yang mengikuti suatu pemberitaan. Misal saat ini banyak sekali media-media online menggunakan judul-judul yang heboh untuk memarik minat pembaca. Memasang judul yang heboh ini mungkin memang benar untuk dilakukan apabila memang hal tersebutlah yang terdapat dalam pemberitaan di dalamya, akan tetapi seringkali judul dan pemberitaan di dalamnya tidak sesuai. Sering kita temui judul-judul heboh nan menjual akan tetapi pemberitaan di dalamnya hanyalah pemberitaan biasa yang kalaupun dilihat pemberitaan tersebut tidaklah penting untuk diberitakan kepada masyarakat luas. 

Kejadian-kejadian di atas memang seharusnya bisa diminimalisir. Jurnalisme Online adalah kegiatan jurnalistik yang sangat tergantung akan teknologi. Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk membantu kegiatan dari manusia bukan memperbudak manusia. Salah satu tujuan dari jurnalisme adalah juga mendidik masyarkat dengan informasi-informasi yang benar. Bila semua hal di atas di hadapkan dengan faktor ekonomi maka kita memang akan kesulitan untuk menemukan solusinya, akan tetapi berbeda halnya apabila kita akhirnya menghadapkannya pada faktor memanusiakan manusia. Informasi hendaknya menjadi hal yang dapat memanusiakan manusia dengan kebenaran-kebenarannya, dan hal inipula yang hendaknya dilakukan oleh para jurnalis. Kemajuan teknologi dalam hal ini hadirnya jurnalisme online haruslah kita tanggapi tidak dengan sebelah mata, akan tetapi dengan tatapan tajam dengan penuh perhatian agar persebaran informasi bejalan dengan apa adanya dan semakin memanusiakan manusia.

 

Sumber:

            Nurudin.2009.Jurnalisme Masa Kini.Jakarta:Rajawali Pers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun