Mohon tunggu...
Wirys Wijaya
Wirys Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk belajar

Lulusan Manajemen Dakwah, Suka Travelling melalui teks dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berorganisasi sebagai Warisan Sejarah Perempuan Indonesia

8 Maret 2022   12:13 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:26 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan bagi perempuan kelas bawah, mereka memang lebih memiliki kebebasan (tidak dipingit) namun mereka menjadi korban kawin paksa untuk kepentingan ekonomi keluarganya. Mereka bahkan tak bisa sekolah karena institusi pendidikan hanya bisa diisi kaum priayi, laki-laki, dan kaum non-pribumi.

Perempuan sebelum adanya organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan mengalami kondisi sangat terbelakang dibanding laki-laki. Adanya jalan yang sudah dirintis sebelum orde baru tersebut telah membuahkan hasil bagi generasi perempuan yang telah datang. Seperti Undang-Undang Perkawinan, kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan, kesempatan yang sama untuk bekerja di sektor publik, kesempatan yang sama untuk berpolitik, dan sebagainya.

Warisan bagi Perempuan Masa Kini

Oleh karenanya, di hari istimewa Peringatan Hari Perempuan Internasional Dunia ini, perlu kita ambil hikmah atas sejarah saudari-saudari kita sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sudah saatnya untuk melanjutkan perjuangan mereka ketika dijumpai adanya praktik ketidakadilan dan kekerasan terhadap perempuan. Sehingga kita bisa turut memajukan bangsa dan membangun dunia yang beradab. Perempuan juga harus memikirkan masa depan bangsanya!

Berorganisasi ternyata telah menjadi ruh perjuangan dan jalan utama yang telah ditempuh perempuan di masa lampau, ia adalah warisan pendahulu kita. Namun, di mana organisasi perempuan sekarang? Ada dan cukup beragam, meski masih kalah populer dengan kompetisi gaya hidup yang ditampilkan di media sosial. Untuk itu, para perempuan perlu lebih proaktif menemukannya maupun membangun organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangannya.

Perjuangan terhadap kehidupan yang lebih baik, tak mungkin dapat dicapai individu-individu tanpa mengorganisasikan diri. Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional!

Tulisan ini terinspirasi dari monograf Karya Cora Vreede-de Stuers, Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun