Mohon tunggu...
Wirtoyo Kamarudin
Wirtoyo Kamarudin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Brokerpreneur, Freelance Marketing, WebDesign,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Katalog Baru Bursa Presiden

15 Maret 2014   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Walikota Solo yang sekaligus Gubernur DKI Jakarta aktif Joko Widodo atau yang lebih di kenal dengan Jokowi akhirnya menjawab tanda tanya besar bagi masyarakat yang  akan terlibat dalam pesta demokrasi khususnya dalam pemilihan Presiden mendatang. Kesediaan Jokowi untuk melaksanakan mandat dari Ibu Megawati Soekarno Putri Selaku  Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itupun menambah warna baru dalam perhelatan politik yang akan diadakan dalam waktu yang tidak lama lagi, khususnya dalam pemilihan kursi Presiden

Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena Jokowi yang bersahaja sederhana dan apa adanya adalah magnet utama bagi masyarakat yang merindukan seorang pemimpin yang mengerti akan nasib rakyat kecil sebagaimana terminologi dari jargon Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yaitu “Partai Wong Cilik”. Rakyat Indonesia sudah mulai jenuh dan muak dengan model dan gaya pemimpin yang tidak peduli dengan rakyatnya, rakyat indonesia butuh pemimpin yang mau berada dan setidak-tidaknya mau tahu apa yang dirasakan oleh rakyatnya.

Dengan adanya Fenomena Jokowi seharusnya menjadi cerminan diri bagi para pemimpin lain bahwa kenyataan dan realitas besar yang dibutuhkan oleh Rakyat adalah kepedulian seorang pemimpin terhadap mereka, kepekaan seorang pemimpin akan penderitaan rakyatnya, kerelaan dan ketulusan seorang pemimpin untuk mau turun ditengah-tengah komunitas mereka walaupun hanya sekedar setengah jam untuk mendengar keluh kesa mereka dan terutama adalah berusaha untuk mewujudkan kebijakan yang dapat meringankan beban penderitaan mereka dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.

Terlepas tuduhan pencitraan atau bukan, yang jelas dan nyata didepan mata kita dapat menyaksikan bahwa sejatinya pemimpin memang harus dekat dengan rakyat, tidak adanya sekat yang menghambat hubungan rakyat dengan pemimpin. Tidak ada larangan bagi siapa saja pemimpin ataupun calon pemimpin untuk melakukan pencitraan, sejauh pencitraan yang dilakukan memang benar-benar ingin melakukan perubahan, utamanya adalah perubahan karakter dan kepribadian diri secara tulus iklas, dengan pemimpin atau calon pemimpin melakukan perubahan karakter secara tulus dan iklas niscaya perubahan sosial yang diharapkan akan terwujud.

Jelas rakyat Indonesia sekarang bukanlah rakyat Indonesia yang dulu, rakyat Indonesia sekarang adalah rakyat yang sudah berpola pikir, rakyat yang kritis terhadap perubahan, sudah tidak mau lagi menelan doktrin politik sehingga tidak heran kekuatan-kekuatan politik yang mengatasnamakan agama, mazhab dan pandangan politik apapun tidak akan merontokan pemikiran mereka. Rakyat Indonesia sekarang sudah cukup cerdas membaca fakta dan fenomena sehingga akan sia-sia bagi kekuatan politik untuk memaksa mereka mendukung haluannya, hanya ada satu cara bagi kekuatan politik untuk bisa bertahan eksis dan mendapatkan hati di hati rakyat adalah kembalikan hakikat Demokrasi dan kubur dalam-dalam ego kelompok.

Sebagaimana yang di paparkan oleh banyak lembaga survei untuk trend dan kecenderungan masyarakat dalam memilih seorang pemimpin adalah tidak tergantung dari partai politik yang mengusung, kecenderuangan masyarakat adalah atas dasar figur dan sosok individu, hal ini dibuktikan dengan fenomena Jokowi, beliau secara struktural memang sebagai kader PDIP namun secara kebangsaan beliau adalah milik Bangsa Indonesia sehingga tidak ada larangan untuk rakyat Indonesia dari lintas partai memilih beliau untuk menjadi RI-1, hal tersebut tidak berlaku bagi seorang Jokowi tetapi seluruh warga negara berhak untuk itu sejauh memiliki integritas dan kualifikasi lain yang diharapkan oleh seluruh Rakyat Indonesia.

Menjadi seorang pemimpin memang tidak mudah dan hal itu harus mutlak disadari oleh para calon pemimpin, sangat mustahil seorang pimpin mendapatkan dukungan mutlak dalam menjalankan tugas-tugasnya, namun disini yang menjadi penilaian besar bagi seorang pemimpin adalah ketegasan dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan tersebut, bangga mendapatkan pujian sebagai seorang pemimpin adalah manusiawi namun bukanlah suatu hal yang bijak jika mengharapkan pujian, jiwa besar seorang pemimpin teruji manakala menghadapi kritikan dan hujataan, maka sudah seharusnya dan sepantasnya seorang pemimpin membuang jauh-jauh impian akan sanjungan, namun bersiaplah menghadapi kritikan dan hujatan dari kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan kebijakan yang anda ambil.

Semoga nanti Jokowi atau siapapun yang akan menjadi pemimpin negeri ini dapat menghadapi permasalahan bagsa secara arif dan bijaksana. adapun mengatasi permasalahan bangsa bukan hanya kewajiban seorang Presiden semata, Presiden hanyalah garda terdepan dan penanggungjawab arah kebijakan masa depan bangsa dan negara namun diluar itu semua setiap elemen yang adapun memiliki kewajiban dalam mengatasi masalah bangsa yang dimulai dari diri kita sebagai Warga Negara dengan membuat langkah perubahan yanng positif dan progresif.

Salam perubahan...!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun