Rusia, sebagai negara dengan wilayah terluas di dunia, memiliki posisi strategis yang mencakup Eropa Timur hingga Asia Timur Laut. Kekayaan sumber daya alam seperti minyak dan gas, serta akses ke kawasan strategis seperti Eropa, Timur Tengah, dan Asia-Pasifik, memberikan Rusia keuntungan besar. Namun, luasnya wilayah juga menjadi tantangan besar, terutama dalam mengamankan perbatasan.
Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, kebijakan luar negeri Rusia menunjukkan pendekatan yang asertif, terutama dalam mempertahankan pengaruhnya di bekas wilayah Uni Soviet dan menahan ekspansi NATO. Contoh nyata adalah aneksasi Krimea pada 2014 dan intervensi militer di Suriah. Selain itu, Rusia menggunakan energi sebagai alat geopolitik untuk menjaga hubungan strategis dengan negara-negara Eropa dan Baltik.
Dinamika Geopolitik di Era Putin
Dalam upaya mempertahankan posisinya sebagai kekuatan global, Rusia berusaha memperkuat pengaruhnya di kawasan bekas Uni Soviet, mencegah negara-negara tetangga bergabung dengan NATO, serta memperluas pengaruh di Timur Tengah. Konflik dengan Ukraina menjadi titik balik penting. Invasi 2022, yang bertujuan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO, memicu sanksi internasional yang berat dan isolasi global terhadap Rusia.
Hubungan Rusia dengan Barat terus memburuk seiring tuduhan intervensi politik dan ekspansi NATO ke arah timur. Namun, kemitraan strategis Rusia dengan China menjadi langkah penting dalam merespons dominasi Amerika Serikat.
Konflik dengan Ukraina dan Dampaknya
Invasi ke Ukraina pada 2022 mencerminkan ambisi strategis Putin untuk mengamankan kawasan bekas Uni Soviet dari pengaruh Barat. Operasi militer besar-besaran ini juga menjadi pengingat bahwa Rusia memprioritaskan pengaruh geopolitiknya meskipun berisiko sanksi berat dan pengasingan internasional.
Hubungan dengan Negara Tetangga
Rusia berusaha mempertahankan pengaruhnya di negara-negara bekas Soviet melalui aliansi militer seperti Collective Security Treaty Organization (CSTO) dan integrasi ekonomi lewat Eurasian Economic Union (EEU). Namun, hubungan ini kerap diuji oleh konflik geopolitik, seperti dengan Georgia pasca konflik Ossetia Selatan dan Abkhazia pada 2008.
Geopolitik Rusia di bawah Putin terus berfokus pada pemulihan status globalnya. Meski menghadapi tantangan dari isolasi Barat, Rusia tetap berusaha mempertahankan pengaruhnya di kawasan dan menjalin kemitraan strategis, terutama dengan China. Dinamika ini menjadi faktor penting dalam membentuk stabilitas kawasan dan tatanan geopolitik global di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H