Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sinergitas Guru dan Orangtua dalam Mendidik Anak

3 Mei 2020   11:35 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:55 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua mendampingi anak belajar di rumah (sumber : radioidola.com)

Tentu saja tidak ada manusia yang menginginkan kehadiran virus Corona (Covid-19) di bumi ini. Kehadiran mahluk mungil, kasat mata ini telah meresahkan dunia. Negara-negara maju di eropa pun hingga amerika bertekuk lulut padanya.  Penyebarannya susah diprediksi dan dihentikan. Sejak mewabah dipertengahan desember 2019, sudah sekitar 3.346.297 orang yang terinfeksi di seluruh dunia. Hampir semua negara terkena dampak dari wabah yang berawal dari Wuhan, China ini.  Termasuk Indonesia. Di Indonesia sudah mencapai 10.843 orang  sudah positif terinveksi dengan grafik penambahan yang masih meningkat setiap harinya.

Untuk menghadapi wabah Covid-19, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebarannya. Social distancing, physical distancing hingga program diterapkan saat ini diberbagai daerah yakni PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). 

Hampir semua sektor terkena dampak penerapan strategi percepatan penanggulangan dan pencegahan penyebaran Corona yang semakin meluas. Dalam tulisan ini difokuskan pada sektor pendidikan.

Saat ini, berbagai daerah menghentikan sementara proses belajar-mengajar di sekolah dan universitas. Dan menerapkan sistem belajar  di (dari) rumah. Belum ada kepastian sampai kapan penghentian ini diterapkan. Semuanya tergantung kondisi wabah Corona. Kita semua tentu sangat berharap wabah ini cepat berlalu.

Wabah Corona, perlu dimaknai menjadi bahan edukasi bagi sektor pendidikan.  Kehadiran virus ini menuntut banyak hal, bagi semua pihak demi tetap terwujudnya  proses pembelajaran bagi para siswa maupun mahasiswa.

Bagi guru dan pihak sekolah harus tetap memfasilitasi  proses pembelajaran walaupun tidak bertatap muka secara langsung dengan guru di ruang kelas seperti biasanya.  Mungkin hal ini tidak mudah bagi pihak sekolah, karena belum dipersiapkan sebelumnya. Tetapi, harus tetap bisa memberikan solusi ditengah keterbatasan ruang dan waktu.  

Bagi beberapa instansi ada yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, untuk tetap bisa melanjutkan proses pembelajaran.  Seperti halnya memanfaatkan berbagai aplikasi, dan  fitur-fitur lain yang tersedia di dunia daring.

Metode daring merupakan metode belajar yang menjadi pilihan utama yang tersedia saat ini. Namun, disisi lain, untuk menerapkan metode ini, kreativitas seorang guru menjadi tuntutan yang sangat diperlukan. 

Siswa belajar dengan metode baru dan guru mengajar dengan metode baru tersebut. Kedua belah pihak ini berada pada sebuah situasi yang membutuhkan berbagai dukungan sehingga mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

Kreativitas Seorang Guru. 

Berbicara tentang kreativitas, terdengar biasa, tetapi kata yang satu ini sebetulnya adalah hal yang tidak mudah untuk ditemukan begitu saja. Yang biasa kita tahu dengan sebutan kreatif.  Tidak semua orang memiliki kemampuan tersendiri dalam menemukan ide-ide ketika menghadapai tantangan dalam tempo yang cepat. 

Dalam KBBI kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Dalam konteks kreativitas seorang guru, dapat diartikan bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakaan atau menemukan ide-ide yang kreatif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan menarik bagi siswa.

Dukungan Orang Tua. 

Wabah Corona harus dimaknai menjadi sebuah refleksi bagi semua pihak, termasuk orang tua siswa. Sinergitas antara peran guru dan orang tua dalam mensukseskan pendidikan anak harus benar-benar diwujudkan. Terutama dalam kondisi sistem belajar dari (di) rumah.  Selama ini, banyak orang tua yang masih beranggapan bahwa peran sekolah (guru) seperti sesuatu yang mutlak untuk membentuk masa depan seorang anak. Paradigma seperti ini sudah sewajarnya tidak ada lagi dibenak masyarakat (orangtua). 

Semoga kita semua bisa memetik "hikmah" dari wabah Corona ini kedepannya, terutama dalam hal pendidikan. Bagi orang tua, bahwa sesungguhnya pendidikan anak adalah tanggung bersama antara pihak sekolah dan orang tua.  

Siswa belajar dari (di) rumah, semoga menjadi bahan edukasi bagi orangtua.  Orangtua mengetahui bagaimana sesungguhnya ketika anak itu belajar. 

Mengenal anak lebih jauh, dalam hal belajar.  Mengenal lingkup pendidikan itu seutuhnya. Sehingga, dengan demikian orangtua juga bisa memberikan ide dan dukungan  untuk membantu proses pembelajaran  bagi anak.

Memang tidak mudah untuk menemukan ide bagi orangtua, untuk mendukung pendidikan anak. Orangtua bukan pelaku pendidikan yang belajar tentang dunia pedagogik. 

Tetapi, setidaknya kedepan bisa menjadi pertimbangan untuk tetap berpartisipasi dalam memberikan peran untuk mendidik anak. 

Pembelajaran di tengah Wabah Covid-19.

Menurut penulis, orang yang layak menjadi guru itu adalah orang-orang terbaik yang memiliki kompetensi terbaik dari segi apapun.  Professi guru adalah pekerjaan yang rumit. 

Bagaimana tidak, objek dari pekerjaanya adalah manusia. Manusia yang sedang dalam proses pertumbuhan. Manusia yang  memiliki perubahan fisik maupun tingkah laku dengan dinamika yang tinggi.

Hampir setiap hari guru berhadapan dengan siswa yang memiliki perubahan "mood" yang berbeda. Maka untuk itu, seorang guru harus memiliki kemampuan yang luar biasa, termasuk kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran. Terlebih ketika berhadapan dengan situasi pendidikan akibat wabah Corona ini.

Saat ini, guru-guru di Indonesia sedang bergumul dengan daya kreativitas mereka sendiri. Pikiran dan hati mereka bergejolak, ketika harus menerapkan metode baru dalam mengajar. Metode yang mampu menciptakan proses pembelajaran dengan situasi saat ini, di tengah wabah Covid-19. Belajar secara daring.

Disisi lain, saat ini belum ada (banyak) literatur yang bisa dipelajari oleh guru untuk membantunya memberikan strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa.  Berbeda dengan sistem belajar di sekolah, sudah banyak literatur yang tersedia, jika ingin mengembangkan bahan ajar maupun strategi, model, dan metode pembelajaran.

Dengan sagala kemampuannya, tentu saja setiap guru, yang saat ini sedang melakukan pembelajaran dengan daring berusaha untuk menemukan ide-ide yang bisa mendukung pembelajaran untuk tetap menarik sehingga siswa tetap bisa belajar dengan efektif.

Dengan usaha dan kerja keras dari guru, diharapkan proses pembelajaran yang terjadi pada anak dapat terselenggara dengan maksimal.  Namun dalam hal ini, peran orang tua yang bertemu  secara langsung di rumah dengan anak, menjadi penting.  

Orang tua juga harus memberikan dukungan agar pembelajaran daring yang diberikan oleh guru bisa terbantu.  Tindakan sederhananya adalah mengontrol anak ketika belajar dari rumah. 

Lebih jauh lagi, orang tua juga bisa memberikan proses belajar-mengajar di rumah, bagi orang tua yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang ilmu  tertentu.

Semoga wabah Covid-19 cepat berlalu dan Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun