Bumi telah berguncang
dalam pelukan kegelapan
Menghancurkan gedung menjulang
Nyawa-nyawa bergentayangan
Luka jiwa dan jasad
Menumpahkan darah dan nanah
Air mata menyembur tak tertahankan
Menyongsong teriakan
Perut tercagak tulang
Terhampar tanah kedinginan
Bersandar pusara beratap langit
Duka guru bangsa
Pusaka pecah mendekap tanah
Upah melayang nan jauh
Inayat pun lenyap tersambar aduan
Gempa tak kan membuatku tenggelam
Diam adalah pengecut
Bungkam laksana kebodohan
Bersemayam umpama kesombongan
Namun, aku hanyalah honorer
Bangkit... bangkit... membongkar kalbu
Kelemahan semata-mata kasta
Barak berdiri menyambut penuntut
Ilmu bernapas di balik nestapa
Anak bangsa juara
Tenda melahirkan goresan
Digali pendidik nusantara
Menyalakan nafsu literasi
Membedah cakrawala pengetahuan
Pundi hampa menelan recehan
Kini mendambakan kesaksian
Bersua majikan tak berarti
Janji bagai mimpi
Fatamorgana di padang pasir
Mengidamkan bahtera kedamaian
Terlampau pelik ku raih
Rindu uluran kasihmu
Menggapai sesuap nasi
Ikhlas sukmaku menghampiri
Baik cita melepaskan genggaman
Asmara kesejahteraan
Honorer tanpa tanda jasa
Senteluk, 9 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H