Konflik Duta Palma Siberakun,di Kuansing RIAU
Pekanbaru,01 juli 2020 13:21 wib
Siberakun sudah ,Kopah dimulai ,Hari ini Tanal 01 Juli 2020 ,kami akan kembali berangkat pulang ke Kuansin,menurut jadwal yang akan diikuti ,kita akan ke Siberakun dan ke kenerian Kopah ,untuk menjumpai anak anak muda kopah dan siberakun.Eskalasi meningkat paska PT Duta Palma ,melakukan penggalian parit gajah di wilayah Benai ,Siberakun dan Kenerian Kopah.
Perusahaan ini masih tidak mengindahkan surat dari pemerintah Kuansing "status Quo" ,menghentikan aktifitas sementara dari warga dan perusahaan,nyatanya anak Grup Darmex Argo ini masih bersikeras ,parit parit gajah dibuat menggunakan Ekskavator ,dikawal aparat,banyak warga menyebut itu brimob. Sebenarnya warga siberakun ,sudah  diingatkan oleh tokoh masyarakat,agar tidak terpancing kerusuhan ,meski kalau ditanya = tanya warga sebenarnya sudah sangat geram
Gubernur dalam pertemuannya beberapa waktu lalu mengkritik ketidak hadiran pemkab kuansing, Duta Palma memang sakti, kejahatannya yang telanjang mempencundangi pemerintah kabupaten, tokoh tokoh kampung itu, seolah olah seperti semula, tipikal penjajah.
Oh tanah kami
Tanah kami dimana
Ulayat kami dimana
Kebodoh ninik mamak menggandai gadai pada penjajajah
Sebagian tidak mau berjuang,yang kudengar ini politik,bola panas,istilah nya,tapi kondisinya 5 wara siberakun sudah ditahan ,kapolres tentu pada posisi geram karena duggaan aksi pembakaran ,tapi kapolres tidak ambil pusing dengan ulah duta palma yang membuat parit gajah yang memisahkan akses warga mengambil hasil kebunnya,benar benar kecurangan yang masif
Peranku ya begitu ,mensosialisasikan ini kepada ketua mahasiswa kecamatan di kuansing,sedikit yang merespon memang,respon aktif justru dari anak anak oranisasi paguyuban antar kabupaten,tak apa ,ada waktunya semua sadar kalau konflik agraria,HGU vs ULAYAT ,masih akan terjadi bila tidak ada kejelasan ,dan garis kebijakan soal ini ,soal tanah,soal industri antara pemerintah pusat dan daerah yang dibantu oleh ninik mamak, (sering kali jadi biang keladi penjualan aset tanah ulayat) tendensius ,sebenarnya banyak yang tau ,tapi malu malu mengungkapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H