Mohon tunggu...
Wira Pandawa
Wira Pandawa Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Hobi itu pekerjaan yang dibayar Menulis Energi yang terpancar gratis dari alam sekitar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Revolusi

20 April 2020   01:23 Diperbarui: 20 April 2020   01:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai baron,
ayo bangun bangun
Berapa jumlah kita?
Sudah 10.000
Ini semua sudah di suntik pakai Main Kamf,sudah di susup pakai Das Kapital,dan sudah di sterilkan dari The Wealth Of Nation

Oh belum,belum cukup
Harus ditambah lagi
Dengan Kitab Kitab Ribuan tahun lalu,kau ambil diatas almari ,ku letak lengkap di rak rak yang jarang ditemui

Esok subuh kita beraksi
Pos pos pengamanan amankan
Bensin siapkan

Oh bagaimana dengan milenial?
Mereka sudah terkuasai?
Oh tak apa,satu korban cukup until mengejar viral

Tapi mereka di bayar mahal ?
Yang bayar tidak akan bermasalah

Ada ribuan yang butuhkan viral

Setelah itu
Rumah rumah ibadah terbakar
Kantor kantor pemerintahan jadi luapan kekesalan
Dibakar

Kali ini bukan karena ekstremis berjejaring dari timur jauh
Juga bukan dari TKA cina
Apalagi bukan juga dari KKB Papua

Ini bangkit darimana?
Dari orang orang pinggiran kota yang sudah lama tidak dimobilisasi
Dari kaum kaum yang diabaikan
Dari mereka yang dianggap statistik sampah peradaban
Dari mereka yang oleh Neolib dianggap para pemalas
Dari Proletar!!!oh bukan ,buka  proletar ,buka  marhaens

Jangam terjebak istilah,sebab apapum simbol simbol telah terkuasai

Bagaimana pemuka agama?
Biarkan lewat ,tanpa ideologi perjuangan akan mati,agama masih jadi pemantik bara perjuangan,meski sebagian elit elitnya juga dijadikan alat si Kuasa untuk perpanjangan tangam menopang sistim yang ditentang akal sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun